Impor Beras dan Gula dari India Mandek, Daging Gimana?

Impor Beras dan Gula dari India Mandek, Daging Gimana?

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Kamis, 21 Des 2023 18:45 WIB
Ini Penampakan Daging Kerbau India yang Diimpor Bulog
Ilustrasi Daging Impor/Foto: Dokumen Bulog
Jakarta -

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan hingga saat ini Indonesia masih belum bisa impor beras dan gula dari India. Hal ini disebabkan adanya pembatasan ekspor sejumlah produk pangan yang diterapkan pemerintah negara itu.

"Ya terus terang ini kan lebih banyak ke political issue ya kalau India jadi mereka juga punya strategi dan tahun depan itu tahun politik," kata Arief saat ditemui wartawan, Kamis (21/12/2023).

"Kenyataannya gula nggak ada (impor) kan dari India. Nyatanya sampai hari ini beras, kecuali beras mati (Basmati), yang lainnya untuk steam rice nggak bisa (impor), emang nggak bisa, orang regulasi (pemerintah India)," jelasnya lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, Arief mengatakan masalah impor dari India ini tidak berlaku berlaku untuk produk daging kerbau. Dikatakan Indonesia berencana impor daging kerbau hingga 150 ribu ton.

"Menurut saya ini dapurnya India ya, buat saya harus memastikan saja kan, ini bisa nggak ini nggak, tapi untuk meat, untuk meat no issue. Ini hanya untuk gula, hanya untuk beras," ungkap Arief.

ADVERTISEMENT

Namun ia sendiri belum memastikan kapan pihaknya akan mendatangkan daging kerbau tersebut. Sebab Badan Pangan sendiri masih menunggu penugasan dari pemerintah. "Daging kerbau pun sekarang kita masih nunggu penugasan kan, kita sudah tahu ke depan akan segitu (impor 150 ribu ton) tapi kan kita masih musti liat nanti," paparnya.

Di sisi lain, secara terpisah sebelumnya Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan India sudah membuka keran ekspor berbagai komoditas termasuk beras. Hanya saja terjadi perubahan kebijakan di mana segala aktivitas ekspor India saat ini dilakukan secara Government to Government (G2G).

"India ternyata telah merubah kebijakannya, tidak lagi melarang (ekspor) sama sekali, tapi merubah kebijakan ekspornya menjadi hanya dilakukan oleh pemerintah, hanya G2G termasuk beras pecah, gandum, dan gula. Jadi harus G2G," kata Bayu dalam konferensi pers di Bulog Corporate University siang tadi.

Bayu menyebut India membentuk lembaga baru khusus untuk melayani ekspor. Dalam hal ini, pemerintah disebut telah menunjuk Bulog untuk menjadi perwakilan Indonesia.

"Bulog dalam hal ini sudah resmi ditunjuk oleh pemerintah Indonesia menjadi representatif dari pemerintah, sehingga Bulog bisa langsung negosiasi dengan lembaga itu," ucapnya.

Meski begitu, adanya lembaga baru itu dinilai akan membuat proses ekspor India menjadi lebih panjang. Bayu mencontohkan jika Indonesia ada transaksi impor beras dari India, kemungkinan baru akan terealisasi secepat-cepatnya pada akhir semester I-2024.

(fdl/fdl)

Hide Ads