Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan telah mendapatkan jaminan pasokan untuk impor beras dari berbagai negara, mulai dari Thailand, Vietnam, Pakistan, Myanmar, India, dan China.
"Kita membuka semua dan dalam hal ini kita sudah mendapatkan jaminan pasokan yang cukup baik mulai dari Thailand, India, Vietnam, Pakistan, Myanmar demikian juga bahkan yang dari China itu masih terbuka. Pada waktu itu presiden sendiri yang memimpin diplomasinya itu juga masih terbuka," ujar Bayu usai melalukan pengecekan beras di Gudang Bulog Sunter, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (30/12/2023).
Bayu menjelaskan untuk kesepakatan impor beras dari India akan menggunakan skema Government to Government (G to G). Karena sebelumnya diketahui Kementerian Perdagangan juga melalukan pendekatan dengan India untuk mengimpor beras dari negara tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari India dengan G to G jadi pemerintah Indonesia melakukan pendekatan secara khusus kami bisa mendapatkan jaminan dari mereka pendekatan G to G melalui Bulog itu dimungkinkan," jelasnya.
Kemudian dari negara lainnya ada berbagai macam kesepakatan yang dilakukan untuk impor beras. Seperti dari Thailand, Bayu mengatakan kesepakatannya menggunakan dua skema yakni G to G dan business to business (B to B)
"Dari Thailand juga 2 mekanisme G to G dan B to B dan dua duanya bisa diwakilin sama Bulog jadi adanya Bulog sebagai BUMN membuat fleksibel pada saat diperintahkan lewat gtog bisa lewat B to B juga bisa jadi itu kelebihan kita dibandingkan yang lain," jelas dia.
Namun, Bayu tidak memberikan keterangan lebih lanjut berapa jumlah impor beras dari China dan India. Seperti diketahui rencana impor dari kedua negara tersebut sudah mencuat sejak lama. Namun rencana itu tidak terealisasikan.
"Kita semua terbuka jadi kita akan ambil sesuai dengan kebutuhan kita mereka juga memberikan komitmen seperti itu," terangnya.
Sebelumnya, Bayu juga pernah menyatakan pemerintah telah memberikan penugasan untuk impor 2 juta ton beras di 2024. Penugasan itu untuk memastikan ketersediaan cadangan beras pemerintah (CBP) di tahun depan.
"Indonesia tahun depan butuh 2 juta ton (impor beras). Itu akan kita coba mencari yang terbaik," kata Bayu dalam konferensi pers di Bulog Corporate University, Jakarta Selatan, Kamis (21/12/2023).
Bayu menjelaskan kebutuhan impor hingga 2 juta ton di 2024 melihat dari kekurangan di 2023 yang mencapai sekitar 1,3 juta ton dan melihat ketidakpastian masih tinggi. Ditambah lagi untuk bantuan pangan dan Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) 2024.
(ada/ara)