Pengakuan Xi Jinping dalam moment pidato malam tahun baru itu adalah yang pertama sejak 2013. Negara dengan ekonomi terbesar kedua dunia ini sedang bergulat dengan berbagai masalah, seperti lemahnya permintaan, meningkatnya pengangguran, hingga kepercayaan bisnis yang terpuruk.
"Beberapa perusahaan mengalami masa sulit. Beberapa orang kesulitan mendapatkan pekerjaan dan memenuhi kebutuhan dasar," ujar Xi Jinping, dikutip dari CNN, Selasa (2/1/2024).
Ia mengaku persoalan itu menjadi pikirannya, serta bertekad memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi. Beberapa jam sebelum pidatonya, Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China menerbitkan survei Purchasing Manager's Index (PMI) bulanan.
Survei menunjukkan aktivitas pabrik menurun pada Desember ke level terendah dalam enam bulan. PMI manufaktur turun ke 49 bulan lalu, turun dari 49,4 pada November.
Sebagai informasi, angka PMI di atas 50 menunjukkan ekspansi, sedangkan angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi. Desember juga menandai bulan ketiga berturut-turut kontraksi PMI manufaktur China.
Perekonomian China terus dilanda serangkaian masalah tahun ini, termasuk hantaman ke sektor properti, tingginya angka pengangguran kaum muda, hingga meningkatnya tekanan keuangan pada pemerintah daerah.
Masalah politik dengan Taiwan menjadi tantangan lain. Xi Jinping berjanji bakal mempersatukan China daratan dengan Taiwan, serta menegaskan sikap terhadap Taiwan yang memiliki pemerintahannya sendiri.
"China pasti akan bersatu kembali, dan semua warga China di kedua sisi Selat Taiwan harus terikat oleh tujuan yang sama dan berbagi dalam kejayaan kebangkitan bangsa China," tegasnya.
Pernyataan itu muncul hanya dua minggu menjelang pemilihan presiden Taiwan pada tanggal 13 Januari, memunculkan nada yang lebih tajam dibandingkan pidato tahun baru sebelumnya.
Pengambilan kendali atas Taiwan menjadi landasan utama Xi Jinping untuk "meremajakan" China ke posisi yang kuat dan bertaraf global. Partai Komunis China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya, meski tidak pernah menguasainya dan tidak menutup kemungkinan penggunaan kekerasan untuk merebut pulau tersebut.
Simak Video 'Xi Jinping Desak Perempuan China Menikah karena Angka Kelahiran Anjlok':
(ily/ara)