Sri Mulyani Digosipin Resign, Stafsus Menkeu: Hoax!

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 05 Jan 2024 16:08 WIB
Staf Khusus (Stafsus) Menkeu Yustinus Prastowo. (Foto: Shafira Cendra Arini/Detikcom)
Jakarta - Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo membantah rumor bahwa Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengundurkan diri dari kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Klarifikasi: Tidak ada pernyataan Menkeu SMI mengundurkan diri dari jabatan Menkeu, meskipun ada rumor beredar. Sampai saat ini Ibu Sri Mulyani tetap menjalankan tugas menjaga keuangan negara dengan penuh tanggung jawab," tegas Prastowo dalam keterangannya di media sosial X, Jumat (5/1/2024).

"Beredar poster ini. Kami pastikan HOAX. Menteri Keuangan Sri Mulyani tidak pernah mengatakan ini," tambahnya di postingan yang lain.

Adapun rumor yang beredar itu disebutkan bahwa Sri Mulyani kecewa karena anggaran belanja alat utama sistem persenjataan (alutsista) disetujui Jokowi Rp 63,8 triliun.

Prastowo pun menegaskan, bahwa Sri Mulyani tidak menyebutkan ada rasa kekecewaan terhadap anggaran tersebut. Menurutnya, Sri Mulyani mengatakan peningkatan anggaran alutsista wajar dan penting untuk penguatan di tengah potensi ancaman dan dinamika politik.

Dia juga mengklarifikasi terkait belanja alutsista dilakukan oleh PT TMI yang dipegang oleh kroni-kroni Prabowo. Dia menegaskan keterangan itu bukan diutarakan oleh Sri Mulyani.

"Klarifikasi: Hal ini diutarakan oleh Hasto Kristiyanto (Sekjen PDIP), bukan Menkeu SMI. Chairman dan CEO dari PT TMI memang sahabat karib Prabowo dan telah ada surat penunjukkan PT TMI oleh Menhan dalam program pengadaan Alutsista," jelaskan.

Kemudian, Prastowo juga mengklarifikasi beberapa isu lainnya. Seperti terkait dengan isu adanya anggaran alutsista mengakibatkan dana untuk gaji pegawai Pemda menjadi nihil.

"Klarifikasi: Tidak ditemukan berita yang menyebut pernyataan seperti ini. Faktanya gaji pegawai Pemda dibayarkan tepat waktu dan tepat jumlah ," terang dia.

Lalu, rumor selanjutnya "Saran Sri Mulyani untuk menggeser dana belanja Alusista menjadi dana bansos dan IKN tidak dihiraukan Jokowi". Prastowo menegaskan tidak ada pernyataan seperti rumor yang beredar itu.

"Klarifikasi: Tidak ditemukan berita dan pernyataan demikian. Sampai saat ini bansos tetap lancar diberikan sesuai yang dianggarkan, bahkan dilakukan penebalan karena bencana El Nino," jelasnya.

Berikut klarifikasi lainnya dari Prastowo

"Permainan membangkrutkan 7 BUMN alasan kekurangan dana. Klarifikasi: Ini pernyataan Wamen BUMN, Kartika Wirjoatmojo yang mengungkap pembubaran ketujuh BUMN tersebut adalah bagian dari transformasi Kementerian dalam 4 tahun terakhir. Adapun ketujuhnya dibubarkan karena dinilai tidak lagi mampu memberikan kontribusi terhadap perekonomian negara,"

"Pabrik kertas Leces yang sahamnya dikuasai adik Prabowo dijual murah demi dana kampanye. Klarifikasi: Proses pembubara Leces sudah dilakukan sejak Juni 2022, jauh sebelum adanya kontestasi Pilpres. Penilaian ini tidak perlu dikaitkan dg Menkeu SM."

"7 BUMN menyusul akan dipailitkan karena Presiden ingin membayar sebagian utang negara agar nama baiknya kembali. Klarifikasi: Tidak ada pernyataan Menkeu SMI dan tidak ditemukan berita yang mengaitkan antara pemailitan BUMN dengan nama baik Presiden Jokowi. Utang negara dikelola dg baik bahkan rasio utang menurun karena tata kelola APBN yang semakin baik."

"3 perusahaan yang akan dijual murah. Klarifikasi: Tidak ada pernyataan Menkeu SMI. Aset-aset BUMN tersebut dijual untuk melikuidasi sebelum dilakukannya pembubaran."

"Pernyataan: Saat ini yang sebenarnya kolaps adalah Waskita Karya, 2 tahun karyawannya tidak digaji. Klarifikasi:Tidak ada pernyataan Menkeu SMI. Anak usaha Waskita Karya, Waskita Beton Precast (WSBP), melakukan PHK terhadap 600 karyawan. Tidak ditemukan berita Waskita Karya tidak membayar gaji karyawannya selama 2 tahun."

"Semua biaya negara dihabiskan untuk membiayai kampanye Prabowo-Gibran. Klarifikasi: Tidak ditemukan berita tersebut dan sama sekali tidak ada pernyataan Menkeu SMI. Demikian kami sampaikan klarifikasi. Semoga jelas dan publik dapat jernih memahami."


(ada/das)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork