Ada Ekonomi Biru, Ini Program Pertahanan-Keamanan Anies & Cak Imin

Ada Ekonomi Biru, Ini Program Pertahanan-Keamanan Anies & Cak Imin

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Sabtu, 06 Jan 2024 17:24 WIB
Anies dan Cak Imin usai daftar di KPU (Kurniawan/detikcom)
Foto: Anies dan Cak Imin usai daftar di KPU (Kurniawan/detikcom)

5. Ketertiban Dunia Berdasarkan Kemerdekaan, Perdamaian Abadi, dan Keadilan Sosial
- Menjaga amanah Dasasila Bandung KAA 1955 dengan menyebarkan nilai-nilai kedaulatan, keadilan, dan hak asasi manusia, serta berperan sebagai inisiator resolusi perdamaian serta pembela negara tertindas;

- Mengambil peran sentral dalam kerja sama ekonomi, politik, riset dan teknologi, di antara negara berkembang (south-south cooperation) secara bilateral, regional, dan global untuk menciptakan kemajuan dan keadilan ekonomi global south;

- Berperan sebagai anggota penting di forum internasional, seperti G20, OKI, dan OECD, agar Indonesia dapat berkontribusi langsung dan ikut menentukan kerangka kebijakan dunia;

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

- Menginisiasi kerja sama ekonomi berkelanjutan di antara negara dan masyarakat dunia dalam memenuhi SDGs 2030 yang sesuai dengan konteks lokal/regional dan mendukung munculnya indikator lainnya yang didasarkan kepada national well-being dan national environmental boundary;

-Menginisiasi kerja sama hijau yang mengakomodasi aspirasi dan situasi tiap negara di dunia melalui program dan mekanisme penanganan perubahan iklim yang memenuhi prinsip keadilan iklim;

ADVERTISEMENT

- Menginisiasi pengembangan ekonomi biru (blue economy) melalui kerja sama ekonomi, riset dan inovasi berkelanjutan antar negara maju dan berkembang sesuai target SDGs;

- Menjadi aktor penting dalam kampanye perdamaian dunia dengan berperan dalam Pasukan Perdamaian PBB, ekspansi peran mediator perdamaian konflik global, penegasan kepemimpinan Indonesia dalam perumusan agenda perdamaian dunia, dan terlibat aktif dalam penyelesaian masalah kemanusiaan dunia, termasuk Palestina;

- Meningkatkan posisi Indonesia sebagai negara yang mempromosikan inklusivitas dan toleransi beragama yang menjadi rahmat bagi semesta alam dan peningkatan kerja sama antar agama dalam kerangka organisasi internasional.

6. Tentara Nasional Indonesia
- Merumuskan strategi pertahanan Indonesia yang relevan dengan perkembangan situasi nasional dan internasional;

- Menganalisis potensi dinamika dunia yang mempengaruhi strategi pertahanan Indonesia era pasca-2045 dan mempersiapkan kekuatan pertahanan Indonesia untuk menghadapinya secara adaptif dan dengan membangun kesigapan dan kompetensi;

- Mendorong gelar kekuatan strategis dari Sabang sampai Merauke, didukung oleh Angkatan Darat yang fleksibel dan adaptif, Angkatan Laut yang menjadi blue water navy, serta Angkatan Udara yang terotomatisasi dan mampu meraih supremasi udara;

- Mewujudkan profesionalitas TNI melalui peningkatan kesiapan dan latihan tempur segenap satuan TNI sesuai tugas dan fungsi masing-masing satuan, serta memastikan kesejahteraan prajurit dan keluarganya;

- Mendorong ketersediaan alutsista kontemporer dan adaptif terhadap kapabilitas lawan melalui penuntasan program Minimum Essential Force, peningkatan dan pelaksanaan program Essential Force pasca-2024, dan pengadaan alutsista network-centric;

- Meningkatkan inovasi, produksi, dan teknologi pertahanan melalui transfer teknologi, akuisisi alutsista berteknologi tinggi, serta memperkuat industri pertahanan dalam negeri;

- Mengembangkan teknologi pertahanan antariksa bekerja sama dengan institusi nasional dan Kementerian/Lembaga terkait lainnya, melalui pengembangan satelit komunikasi, navigasi, penginderaan jarak jauh, serta intelijen pengamatan dan pengawasan;

- Mendorong jumlah TNI perempuan untuk mengisi jabatan perwira tinggi dan menaikkan persentase minimal perempuan dalam setiap rekrutmen TNI.

7. Adaptif dan Kompeten Terhadap Ancaman Baru Non Tradisional
- Menciptakan strategi ketahanan nasional komprehensif bagi Indonesia untuk beradaptasi dengan ancaman non konvensional di dalam zona abu-abu serta peperangan hibrida lintas dimensi;

- Meningkatkan kemampuan Indonesia mengatasi ancaman siber sebagai bagian dari terorisme atau peperangan non konvensional;

- Mempersiapkan Indonesia untuk menghadapi ancaman keamanan dari sektor pangan, energi, lingkungan, dan kesehatan yang dapat muncul akibat bencana alam, dinamika politik, perang ekonomi, pandemi, peperangan hibrida, dan lainnya;

- Mendorong penguatan keamanan maritim Indonesia melalui kerja sama multilateral untuk menghadapi ancaman non-negara seperti pengambilan kekayaan laut ilegal, pembajakan laut, penyelundupan narkoba, perdagangan orang, kerusakan lingkungan maritim yang disengaja, dan sengketa wilayah.


(hns/hns)

Hide Ads