Pengusaha Ungkap Biaya Produksi Tetap, Kok Harga Minyakita Mau Naik?

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 10 Jan 2024 14:47 WIB
Foto: Tara Wahyu NV/detikJateng
Jakarta -

Pemerintah sempat memberikan sinyal untuk melakukan penyesuaian harga minyak goreng pemerintah atau minyakita. Hal ini disampaikan oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas.

Untuk informasi, harga eceran tertinggi (HET) minyakita sendiri ditentukan oleh pemerintah Rp 14.000 per liter. Pemerintah berencana akan mengevaluasi apakah akan dinaikkan ke angka Rp 15.000 per liter atau tetap Rp 14.000 per liter.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNl) Sahat Sinaga mengatakan dari sisi produsen tidak ada kenaikan biaya produksi untuk minyakita. Ia menyebut, harga CPO yang saat ini tetap sama untuk produksi minyakita.

"Menurut dari produsen itu tidak ada harga kenaikan (biaya produksi) karena harga basis CPO-nya masih di situ situ saja, masih Rp 11.200 (per kilogram)," ujar Sahat ditemui di The Westin, Jakarta Selatan, Rabu (10/1/2024).

Sahat mengatakan, untuk harga di pasaran sudah bukan kendali dari produsen. Dia menduga, jika terjadi kenaikan harga di pasaran maka ada oknum yang sengaja memainkan harga minyakita.

"Nah kalau sudah sampai keluar itu sudah trader (pedagang). Nah kalau produsen nggak tahu menahu trading kan, karena itu melanggar UU Monopoli kalau sampai (produsen mengurus) sampai ke bawah itu," jelas dia.

"Ya dimainkan lah itu di lapangan (harga minyakita) bukan di produksi," tambah dia.

Untuk itu, Sahat menyarankan agar penyaluran minyakita dilakukan oleh pemerintah melalui BUMN Pangan seperti Perum Bulog dan ID Food agar harga dan pasokan dapat terus terkontrol.

"Oleh karena itu untuk minyakita itu supaya disalurkan melalui BUMN yaitu Bulog dan ID Food, itu akan terkontrol. Kenapa minyak Pertamina bisa terkontrol? Karena dia pegang semua," pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan evaluasi akan dilakukan bulan depan atau Februari 2024. Hal ini diungkapkan dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Perdagangan, Kamis (4/1).

"Minyakita, harganya bulan depan kita evaluasi karena sudah hampir setahun setengah, tentu kita evaluasi bulan Februari akhir," ungkapnya.

Zulhas mengatakan hasil evaluasi itu akan menentukan apakah harga produk pemerintah itu akan naik atau tidak. Jadi, apakah akan tetap Rp 14.000 per liter atau naik menjadi Rp 15.000 per liter.

"Apakah harus tetap Rp 14.000 (per liter) atau disesuaikan menjadi Rp 15.000," lanjutnya.

Sebelumnya, Zulhas sempat mengatakan harga Minyakita bakal mengalami penyesuaian menjadi Rp 15.000 dari saat ini Rp 14.000. Harga Minyakita akan naik setelah Pemilu.

"Iya, habis Pemilu Rp 15.000, bukan naik, penyesuaian," katanya di Tokopedia Tower Jakarta, Selasa (12/12/2023).

Dia mengatakan, penyesuaian tersebut memang harus dilakukan. Sebab, biaya pengemasan sudah mahal. "Memang mestinya karena packaging-nya kan sudah mahal. Cuma kan nanti lah habis pemilu," kata Zulhas.

Lihat juga Video 'Minyakita Langka, Mendag Zulhas: Terlalu Sukses':






(ada/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork