Anies Soroti Anak Muda Ogah Jadi Petani hingga Masalah Pupuk

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Kamis, 11 Jan 2024 22:52 WIB
Foto: dok istimewa/KPU
Jakarta -

Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan bicara PR besar sektor pangan. Salah satunya jumlah petani yang terus berkurang, bahkan 32% petani berusia di atas 60 tahun.

Selain itu menurut Anies produktivitas pertanian di Indonesia cukup rendah, ditambah lagi dengan kondisi petani mayoritas masuk ke dalam golongan usia senior.

"Kalau kita lihat di sektor pangan dari hulu ke hilir, anak-anak muda jarang mau masuk ke hulunya, maunya masuk ke hilir. Restoran, cafe, itu banyak sekali anak muda," kata Anies, Dialog Capres 01 Anies Baswedan bersama Kadin, di Djakarta Theater, Jakarta Kamis (11/1/2024).

Menurutnya, hal ini terjadi lantaran prospek usaha di hilir terlihat lebih baik ketimbang hulu sehingga tidak banyak anak muda yang mau terjun ke sektor tersebut.

"Ini adalah rasional behaviour, selama di sana tidak menguntungkan tidak memberikan kesempatan tumbuh, tidak ada anak muda yang mau masuk ke sektor ini," ujarnya.

Oleh karena itu, menurutnya salah satu langkah yang bisa dilakukan dalam mendorong produktivitas pertanian ialah dengan penyediaan pupuk dan benih berkualitas yang mudah dan murah.

Gagasan ini disampaikannya menyusul sejumlah aduan dari petani menyangkut ketersediaan pupuk.

"Kami temukan di mana-mana Pak. Petani itu selalu bilang 'Pak masalah kami 3 nih', kesimpulan saya, mereka mengatakan, tapi kesimpulan saya ada 3, satu pupuk, dua pupuk, tiga pupuk. Itu yang harus diselesaikan," tuturnya.

Kemudian yang kedua adalah menyangkut masalah luasan lahan sawah yang terbilang kecil. Anies mengatakan, dalam menyelesaikan masalah ini pihaknya mendorong dilakukannya cooperative farming.

Artinya, mengerjakan satu wilayah sebagai sebuah kegiatan koperasi, sehingga batas-batas pematang sawah itu akan tergantikan menjadi luasan yang lebih besar. Akibatnya, produktivitas meningkat karena dikerjakan sebagai satu kesatuan kemudian

"Ketiga adalah keseriusan memperbaiki sistem irigasi kita yang selama ini terlewatkan. Apa yang terjadi? Petani kesulitan soal air, muncul usaha penyewaan pompa, tapi tidak memberatkan soal irigasi. Irigasi kita harus dibereskan dan sudah bisa dibilang lebih dari 25 tahun itu tidak diseriusin," jelasnya.

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik




(hns/hns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork