FAO Guyur RI Rp 7,2 M, Cetak Petani-petani Muda Baru

FAO Guyur RI Rp 7,2 M, Cetak Petani-petani Muda Baru

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 15 Jan 2024 16:16 WIB
FAO bersama pemerintah Indonesia membuat program baru untuk menciptakan petani muda.
Foto: Aulia Damayanti
Jakarta -

Dalam rangka meningkatkan regenerasi petani di Indonesia, Organisasi Pangan dan Pertanian atau Food Agriculture Organization (FAO) bersama pemerintah Indonesia membuat program baru untuk menciptakan petani muda.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, regenerasi petani merupakan masalah yang juga di hadapi dunia. Oleh sebab itu, Indonesia sendiri menginisiasi agar regenerasi petani di Indonesia tidak terhambat.

"Permasalahan di dunia ada kegelisahan di berbagai negara regenerasi penurunan pelaku-pelakunya teridentifikasi petani hanya di huni oleh orang tua-orang tua, alat yang seadanya, kondisi ini cukup membuat worry atau kegelisahan. Untuk itu saya berbicara langkah konkret sebagai suatu langkah mengembangi anak muda di pertanian," ujar Moeldoko di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (15/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebut, untuk menciptakan itu, FAO memberikan bantuan dana kepada Indonesia sebesar US$ 466.000 atau setara Rp 7,2 miliar (kurs Rp 15.547). Dana ini akan digunakan untuk bekerja sama dengan pemerintah Indonesia menumbuhkan petani muda baru.

"FAO tertarik dengan apa yang kami sampaikan dan beliau memberikan bantuan dalam bentuk dana US$ 466.000," kata Moeldoko.

ADVERTISEMENT

Ia menjelaskan bantuan teknis itu akan diimplementasikan melalui proyek kerja sama merangsang minat generasi muda dalam mengejar cita-cita, karir dan inisiatif terkait pertanian sebagai katalis perubahan.

Moeldoko menjelaskan, untuk tahap pertama dalam menciptakan petani muda, akan diadakan pelatihan kepada sekitar 150 ribu anak muda terkait pertanian yang modern dengan menggunakan smart farming.

"Program ini ingin memunculkan cara cara bertani yang model baru, dengan menggunakan smart farming mungkin inovatif di sektor farming berikutnya pelakunya anak anak muda, dan pemahaman pertanian yang semakin luas bagi anak-anak muda, mulai dari riset, budidaya, pasca panen, sampai dengan supply dan demand bisa terpenuhi,"jelas dia.

Program ini akan bekerja sama dengan Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), hingga Pramuka.

Perwakilan FAO Indonesia menjelaskan, program kerja sama untuk menumbuhkan petani muda ini pertama caranya melakukan sosisalisasi terlebih dahulu, apa yang anak-anak muda butuhkan terkait pertanian. Kemudian, anak anak muda juga akan diberikan pelatihan tidak hanya sebatas produksi tetapi hingga ke pemasarannya.

"Mereka akan bersama sama dikenali bagaimana farming system dan juga digital teknologi, jadi mereka interest-nya. Pemuda akan dibentuk bagaimana memperoleh pendapatan menggunakan teknologi yang inovasi dan untuk menerapkan juga kreativitas mereka," pungkas perwakilan FAO.

Dalam data FAO Indonesia, tujuan utama dari proyek ini adalah untuk mengembangkan kurikulum pendidikan pertanian bagi Pramuka, meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka melalui solusi inovatif dan pendekatan digital.

Selain itu, metode pertanian yang digunakan oleh percontohan saat ini bersifat konvensional dan tidak sesuai dengan skenario perubahan iklim yang terus berkembang. Skenario ini semakin menekankan perlunya modernisasi dan praktik pertanian berkelanjutan.

(ada/eds)

Hide Ads