RI Bakal Impor Beras 2 Juta Ton dari Vietnam hingga China

RI Bakal Impor Beras 2 Juta Ton dari Vietnam hingga China

Aulia Damayanti - detikFinance
Kamis, 18 Jan 2024 17:07 WIB
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi. (Foto: Aulia Damayanti/detik.com)
Jakarta -

Pemerintah telah mengeluarkan kuota impor beras sebanyak 2 juta ton untuk 2024. Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan rencananya Indonesia mengimpor beras dari Vietnam dan Thailand.

Selain itu, Arief mengatakan pihaknya juga akan melakukan tindak lanjut rencana importasi dari China yang telah dilakukan pembicaraan antar kepala negara yakni Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden China Xi Jinping.

"Jadi Vietnam, Thailand, kemudian tadi kami juga melaporkan akan mem-follow up beberapa sudah dilakukan Pak Presiden mulai dari China, Thailand, dan Vietnam," kata Arief usai rapat di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (18/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arief mengatakan Jokowi memberikan arahan agar impor tersebut bisa masuk sebelum panen raya. "Tetapi ada catatan masuknya kalau boleh sebelum panen raya sudah harus masuk," jelasnya.

Importasi ini dilakukan untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP). Karena pada awal tahun ini, produksi beras diprediksi defisit, di mana angkanya kurang dari kebutuhan masyarakat.

ADVERTISEMENT

CBP sendiri ditujukan untuk intervensi harga beras yang lagi tinggi dan pasokan yang tengah terbatas. Adapun jumlah defisit beras pada awal tahun 2024 berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) sebanyak 2,8 juta ton.

"Dari kerangka sample area yang dikeluarkan BPS memang Januari-Februari. Itu kalau ditotal dari kebutuhan versus produksi ada gap 2,8 juta ton. Kami laporkan kepada Presiden, tahun lalu sudah disetujui dalam rapat internal untuk melakukan importasi 2 juta ton," ungkapnya.

"Syaratnya memang harga di tingkat petani tetapi dijaga baik seperti hari ini," tambahnya.

Arief berharap importasi ini akan menutup kekurangan produksi pada 2024. Selain impor 2 juta ton kuota tahun ini, ada tambahan sisa kuota impor dari 2023 sebanyak 500 ribu ton.

"Jadi balace itu mudah-mudahan bisa di-cover. Kemudian ada carry over importasi 2023 yang memang masuk 2024. Itu juga sebagai penambah. Jadi saya rasa cukup stoknya," pungkasnya.

(ada/das)

Hide Ads