Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) menemukan jumlah pengangguran dikuasai generasi Z, yaitu populasi kelahiran 1997-2012. Sedangkan kondisi ekonomi yang belum stabil saat ini semakin menggerus jumlah pekerja di berbagai perusahaan.
Bagaimana cara generasi Z agar mampu bersaing di dunia kerja yang akan segera mereka hadapi?
Praktisi HR, Audi Lumbantoruan, mengungkapkan bahwa kurangnya kesempatan berkembang dari perusahaan ketika generasi Z magang dapat mengancam kemampuan mereka untuk bersaing di dunia pekerjaan yang sebenarnya. Ia menganggap pekerjaan administratif yang bersifat rutin harus diperbaiki sehingga para generasi muda dapat turut berkontribusi di perusahaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Audi juga menekankan sikap proaktif perlu digenjot dalam diri generasi Z. Hal tersebut harus dilakukan demi keberhasilan karir mereka di masa mendatang.
"Apa yang sudah dilakukan itu diterjemahkan menjadi follow up action. Jadi, misalnya mereka magang setahun atau enam bulan di bidang finance. Coba cari kesempatan magang lainnya di perusahaan lain di bidang yang sama atau mungkin bidang yang lebih besar ini akan memberikan penilaian kepada HR," ungkap Audi dalam podcast Tolak Miskin pada Senin (15/01/2023).
Adapun jumlah pengangguran menurut Sakernas pada Agustus 2023 mencapai 7,86 juta dari total angkatan kerja 147,71 orang. Mayoritas pengangguran didominasi penduduk oleh generasi Z.
Menanggapi hal tersebut, Audi menyarankan agar gen Z yang sudah pernah magang alangkah lebih baik melanjutkan komunikasi positif ke para atasan dan HR di perusahaan yang pernah mempekerjakannya. Ia juga menekankan agar mengejar peluang tersebut demi berhasil mendapatkan pekerjaan.
"Jadi jangan nunggu. Tawarkan diri. I can still continue the training ship. Oh anak ini bagus nih positif banget nih good will-nya, mentality-nya yang never give up nih," tekannya.
(eds/eds)