Gaji Tidak Naik 5 Tahun, Pekerja Kereta di Inggris Mogok Kerja Besar-besaran

Gaji Tidak Naik 5 Tahun, Pekerja Kereta di Inggris Mogok Kerja Besar-besaran

Samuel Gading - detikFinance
Senin, 29 Jan 2024 14:30 WIB
A near empty Liverpool Street station, in London, Tuesday, June 21, 2022. Britains biggest rail strike in decades went ahead Tuesday after last-minute talks between a union and train companies failed to reach a settlement over pay and job security. Up to 40,000 cleaners, signalers, maintenance workers and station staff are due to walk out for three days this week, on Tuesday, Thursday and Saturday. (AP Photo/Alberto Pezzali)
Foto: AP/Alberto Pezzali
Jakarta -

Pekerja kereta di Inggris dikabarkan melakukan mogok besar-besaran. Pasalnya, gaji mereka disebut tidak naik selama lima tahun terakhir. Demonstrasi disinyalir menyebabkan akses kereta di Inggris terhenti selama beberapa hari.

Dilansir dari The Guardian, Senin (29/1/2024), Sekretaris Jenderal Asosasi Serikat Pekerja Kereta Inggris (Aslef), Mick Whelan, mengatakan mogok kerja dilakukan untuk menciptakan daya tawar bagi elemen buruh yang menuntut kenaikan gaji.

Mogok kerja besar-besaran pun akan dimulai secara bergilir pada Selasa (30/1) dari Southeastern, Southern/Gatwick Express, Great Northern, Thameslink dan South Western Railway.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jalur selanjutnya, adalah Jalur Utara dan TPE pada hari Rabu (31/1). Lalu, LNER, Greater Anglia, dan C2C pada Jumat (2/1). Kemudian, Jalur West Midlands, Avanti West Coast, dan East Midlands Railway, pada Sabtu (3/2), dan terakhir Jalur Great Western, Cross Country, dan Chilter pada Senin (5/2).

Pemogokan disinyalir membuat tidak ada kereta api yang beroperasi di jadwal tersebut. Alhasil, berbagai moda transportasi lain diprediksi akan lebih padat dan sibuk karena harus menyediakan rute alternatif bagi para penumpang.

ADVERTISEMENT

Aksi mogok itu pun menjadi ujian pertama bagi Undang-Undang Tingkat Layanan Minimum, yang dirancang untuk membuat operator kereta api hanya menjalankan 40% dari jadwal normal.

Dari tiga operator hanya LNER, yang berada di bawah Departemen Perhubungan Pemerintah Inggris, yang disinyalir bakal menggunakan kewenangan baru tersebut untuk meminta pekerja kereta api menghentikan pemogokan. Aslef pun merespon hal itu dengan mengancam akan menambah waktu mogok selama lima hari.

"Kami menegaskan bahwa hal ini (Undang-Undang Tingkat Layanan Minimum) tidak dapat dilaksanakan, kami yakin hal ini sangat tidak aman. Kami menegaskan, berdasarkan penilaian dampak yang dilakukan pemerintah, bahwa hal ini akan menyebabkan lebih banyak perselisihan. Alih-alih mencoba menyelesaikan situasi ini, mereka malah mencoba memperkenalkan kerja paksa ke negara tersebut, yang membuat kita sangat malu," tegas Mick, Senin (29/1/2024).

"Pertama kali mereka mencobanya, mereka mundur. Saya yakin mereka akan mencobanya lagi. Tidak ada yang bisa memberi tahu kami cara melakukannya dengan aman," sambungnya.

Meski ancaman pemogokan kereta api berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan terhadap pelayanan transportasi publik, Mick mengatakan hal itu harus dilakukan.

"Saya punya pengemudi yang pada bulan Februari (akan) menjalani lima tahun tanpa kesepakatan gaji. Orang-orang yang mempertaruhkan nyawanya selama pandemi, demi mendapatkan pekerja penting lainnya untuk bekerja dan memindahkan makanan serta obat-obatan ke seluruh negeri," ungkapnya.

Ia mengatakan pemogokan kerja bakal meningkatkan daya tawar sampai pihak-pihak yang berkepentingan mau berunding dengan serikat pekerja kereta. Mick mengaku dengan senang hati membicarakan solusinya.

"Kami melakukan hal ini dengan itikad baik, dan pada akhirnya Rail Delivery Group (RDG) dan pemerintah berperilaku tidak terhormat dan menipu. Namun, kita harus menemukan cara untuk mengatasinya," tutur Mick.

Menanggapi hal tersebut, juru bicara RDG mengatakan tidak akan ada pihak yang diuntungkan dari pemogokan tersebut. Menurut mereka tuntutan Aslef terlalu banyak, mereka menilai serikat pekerja perlu menyadari tantangan finansial yang sedang dihadapi sektor kereta api.

"Pimpinan Aslef harus menyadari tantangan finansial yang sedang dihadapi. Pengemudi (kereta) telah diberikan tawaran yang akan membuat gaji pokok menjadi hampir ÂŖ65.000 untuk empat hari seminggu sebelum lembur yang jauh di atas rata-rata nasional dan jauh lebih banyak daripada yang dibayar oleh banyak pelanggan kami yang tidak memiliki pilihan untuk bekerja dari rumah," katanya.

Sementara seorang juru bicara Departemen Perhubungan Inggris, mengatakan bahwa pihaknya telah memfasilitasi pembicaraan yang menghasilkan tawaran yang adil dan masuk akal. Menurutnya, pimpinan Aslef harus menyampaikan hal ini kepada anggota serikat pekerja untuk menyelesaikan perselisihan yang terjadi.

Menurut mereka, pemogokan kerja tidak akan mengubah upaya pemerintah untuk melakukan reformasi di tempat kerja.

"Dengan pendapatan penumpang yang belum pulih sejak pandemi, pembayar pajak harus membiayai jalur kereta api dengan ÂŖ12 miliar tahun lalu. Pemogokan ini tidak akan mengubah perlunya reformasi tempat kerja yang mendesak yang terus diblokir oleh Aslef," imbuh mereka.

(rrd/rir)

Hide Ads