Kementerian Pendayagunaan Apartemen Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) akan memperketat persyaratan rekrutmen Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) atau Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang dipindahkan ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Abdullah Azwar Anas menyangkal jika persyaratan tersebut menjadi lebih sulit dibandingkan seleksi sebelumnya.
Menurutnya, persoalan seleksi yang sulit itu relatif. Dia menegaskan dari setiap instansi terkait akan ada kualifikasi yang lebih berkualitas.
"Oh bukan sulit. Sulit kan relatif. Bagi sampeyan sulit bagi mereka ringan. Tapi, ini kualifikasinya akan dicari yg berkualitas tinggi. Kualifikasi ini merumuskan adalah instansi pembina," kata pria yang akrab disapa Anas saat ditemui, Gedung Bappenas, Jakarta, Selasa (29/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan dengan seleksi kualitas yang lebih tinggi ini, nantinya tidak akan ada hambatan bagi CASN yang lolos kualifikasi, tapi terhambat syarat yang ketat. Misalnya, Anas menyebut masih banyak talenta-talenta yang lolos kualifikasi, tapi terhambat jurusan yang tidak sesuai.
Meski begitu, formasi tersebut harus disesuaikan dengan kuota 250 ribu ASN. Untuk mendukung rencana tersebut, pihaknya bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sedang menggarap sistem digital yang mengintegrasikan seluruh hal terkait ASN, bernama SMART ASN.
"Kemarin kan syarat-syaratnya terlalu ketat sehingga anak-anak yang tidak punya kualifikasi, tidak punya ruang cukup semisal administrasi niaga dan sebagainya. Padahal banyak talenta-talenta tidak harus dari jurusan," jelasnya.
Sebelumnya, Anas meminta ASN yang dipindahkan maupun yang diisi dari jalur rekrutmen CASN 2024 harus benar-benar diseleksi. Menurutnya, pemindahan ASN ke Ibu Kota Nusantara (IKN) tidak hanya memindahkan SDM semata. Namun, lebih pada mendorong terciptanya budaya birokrasi baru yang berbasis digital. Oleh karena itu, persyaratan akan diperketat.
"Untuk itu kita di IKN tidak hanya memindahkan ASN saja, namun bagaimana kita menciptakan budaya birokrasi baru yang berbasis digital di sana, sehingga diperlukan ASN yang tidak hanya bagus secara nilai akademik saja namun juga memiliki skill dan bisa multitasking," kata Anas dalam keterangan tertulis, Selasa (30/1/2024).
(rrd/rir)