Luhut Wanti-wanti yang Dibutuhkan Indonesia Keberlanjutan, Tidak Perubahan!

Luhut Wanti-wanti yang Dibutuhkan Indonesia Keberlanjutan, Tidak Perubahan!

Ilyas Fadilah - detikFinance
Sabtu, 03 Feb 2024 11:16 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
Foto: KEMENKO MARVES
Jakarta -

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai perlu ada keberlanjutan terhadap program pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Keberlanjutan itu salah satunya terkait dengan hilirisasi.

Hilirisasi rumput laut misalnya, yang merupakan program jangka menengah dan jangka panjang. Dalam hal ini Luhut menyebut perlu adanya keberlanjutan, bukan perubahan.

"Nah ini diskusi semacam ini kan perlu keberlanjutan, tidak mungkin selesai di zamannya Pak Jokowi dan presiden mendatang. Kontinuitas menjadi kunci, keberlanjutan menjadi kunci, tidak perubahan-perubahan," kata Luhut di Instagramnya @luhut.pandjaitan, Sabtu (3/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan, jika ada perubahan maka semuanya perlu dimulai dari nol. Padahal, kata dia, menjalankan program tersebut tidak mudah.

"Perubahan itu kita mulai lagi dari nol lagi. Itu saya mengalami 10 tahun sebagai pembantu presiden, sebagai Kepala Staf Presiden, dan sebagai Menteri, berbagai jabatan. Tidak gampang. Yang ngomong itu yang hanya ngomong-ngomong itu coba dilakukan," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Pada kesempatan itu Luhut menilai sosok yang tepat melanjutkan program Jokowi adalah Prabowo Subianto. Ia sendiri sudah menyatakan dukungannya kepada Prabowo.

"Ini saya pikir perlu presiden yang paham dengan ini (hilirisasi) dan mau melakukan ini. Jangan pul nanti robah ganti lain. Ganti lagi nanti kita riset 4 tahun mengenai seaweed ini atau lebih malah. Dan sekarang kalau mau dibongkar lagi kapan kita mau maju?" tanyanya.

Ia juga mengingatkan bonus demografi Indonesia yang akan habis di tahun 2030-an. Ia berharap Indonesia tidak kehilangan momentum agar bisa lepas dari jebakan negara berpenghasilan menengah dan menjadi negara berpenghasilan tinggi d atas US$ 10 ribu per kapita.

(ily/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads