Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas angkat bicara soal kelangkaan beras di ritel modern. Menurutnya, fenomena saat ini yang terjadi pada perberasan berawal karena kenaikan harga beras dan gabah.
"Beras itu memang kita lambat, tanamnya lambat, panennya lambat, kita sudah isi dengan impor yang banyak dan itu tidak merugikan petani karena harganya tinggi, sekarang di petani beras dibeli Rp 11.000 gabah Rp 8.000 jadi tinggi sekali," kata Zulhas, ditemui usai pencoblosan di TPS 179, Cipinang Muara, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (14/2/2024).
Kemudian, untuk mengatasi isu kelangkaan beras di ritel modern, Zulhas mengatakan pemerintah sudah memerintahkan Perum Bulog untuk menyalurkan beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) ke pasar hingga ritel modern sebanyak 250 ribu ton.
"Mengatasi harga mahal itu pemerintah Bulog untuk ke pasar pasar sekarang dari 100.000 ton , 200.000 ton per bulan sekarang ditingkatin 250.000 ton," jelasnya.
"Termasuk ke ke ritel, ritel modern kan. Bayangin 250.000 ton banyak sekali," tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir juga mengatakan pemerintah memerintahkan Perum Bulog menyalurkan 250 ribu ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pasar dan ritel modern.
Namun ada instruksi Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas yang terlaksana Senin (12/2) di Istana Negara, Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Pemerintah memutuskan mengguyur sebanyak 250 ribu ton beras SPHP tambahan di pasar dan ritel modern untuk memastikan ketersediaan pasokan beras di masyarakat.
"Pasar akan dibanjiri tambahan beras SPHP dari Bulog sebanyak 250 ribu ton, jadi masyarakat tidak perlu khawatir terkait pasokan beras ini" ungkap Erick di Robinson Ramayana Ciplaz Klender, Jakarta Timur, Senin (12/2/2024).
Lihat juga Video: Jokowi Jamin Stok Beras Bulog Cukup: Tak Perlu Dikhawatirkan
(ada/rrd)