Bak Mati Suri, Sejak Kapan Pasar Ular Tanjung Priok Ditinggal Pembeli?

Bak Mati Suri, Sejak Kapan Pasar Ular Tanjung Priok Ditinggal Pembeli?

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Jumat, 16 Feb 2024 14:11 WIB
Pasar Ular
Foto: Ignacio Geordy Oswaldo
Jakarta -

Pasar Ular Tanjung Priok, Jakarta Utara, kini sudah sepi ditinggal pembeli. Bahkan hingga pagi tadi banyak toko yang terlihat kosong belum kedatangan pembeli sama sekali, membuat kondisi pasar bak mati suri.

Salah seorang pedagang aksesoris (tas, dompet, kaca mata, topi) Pasar Ular, Ria (39), mengatakan kawasan ini mulai sepi pembeli saat pandemi Covid-19 melanda RI.

"Sekarang sepi banget, semenjak corona itu lah sudah mulai sepi hingga sekarang kaya gini," kata Ria kepada detikcom, Jumat (16/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan sebelumnya Pasar Ular merupakan salah satu lokasi wisata belanja di kawasan Jakarta Utara. Oleh karenanya sehari-hari Kawasan ini banyak dikunjungi pembeli dari berbagai daerah.

Bahkan tidak sedikit di antara para pembeli yang berkunjung menggunakan bus wisata. Namun kondisi ini mendadak terhenti saat Covid-19 menyerang dan pemerintah mulai melakukan lockdown atau pembatasan.

ADVERTISEMENT

"Kalau dulu kan banyak tuh orang-orang dari luar kota, sekalian jalan-jalan, mampir tuh kaya bus-bus dulu banyak tuh nggak kaya sekarang sudah jarang ada lah," terangnya.

Meski mengalami penurunan jumlah pembeli akibat Covid-19, Ria mengaku saat itu jumlah pengunjung yang datang masih lebih baik dibandingkan pada 2023 kemarin. Sebab sepanjang tahun itu jumlah pembeli terus menurun hingga menjadi sangat sepi bak mati suri seperti saat ini.

Menurutnya pada 2023 kemarin banyak pembeli yang 'kabur' dari 'kejaran' pesona Pasar Ular Tanjung Priok dan berpindah ke toko-toko online. Akibatnya mulai banyak toko di kawasan pasar yang tidak bisa bertahan hingga gulung tikar.

"Tapi pas corona itu sih lumayan masih ada yang lewat-lewat, masih ada yang belanja lah. Nah sekarang-sekarang ini nih, mulai 2023 lah sudah sepi. Emang kalah (saing) sama (toko) online sih kayanya. Sudah pada ke online semua," terang Ria.

Hal serupa juga disampaikan oleh pedagang berbagai macam hiasan keramik (alat makan, guci, vas bunga, bingkai, lampu dan pernak-pernik lainnya) bernama Ismail (38). Menurutnya jumlah pengunjung mulai menurun sejak pandemi yang membuat para wisatawan berhenti berkunjung ke kawasan pasar.

"(Kawasan ini tempat) wisata dulu, wisata Pasar Ular jual keramik-keramik. Kalau dulu kan pengunjungnya ramai, bus-bus berjejer, banyak artis juga dulu datang ke sini," ujar Ismail.

Selain itu ia juga berpendapat jumlah pembeli terus mengalami penurunan karena kalah saing dengan toko-toko online. Khususnya saat TikTok Shop mulai merajai penjualan secara online.

"(Makin sepi) sejak ada (toko) online aja sih kayanya, pas ada TikTok (shop) pertama kali keluar tuh. Sekarang sih sudah dibuka lagi 'kerannya' ya (TikTok Shop), tapi kalau sekarang kan sudah beda sama TikTok yang pertama, pas keranjangnya masih nyatu. Jadi nggak ada pelanggan yang datang," ungkapnya.

(fdl/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads