Di Konferensi Regional FAO, RI Beberkan Upaya Dorong Penyelamatan Pangan

Jihaan Khoirunnisaa - detikFinance
Selasa, 27 Feb 2024 15:46 WIB
Foto: Dok. Kemenko Perekonomian
Jakarta -

Pemerintah Indonesia diwakili Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Dida Gardera memaparkan upaya RI dalam mengantisipasi penyelamatan pangan dan mencapai Sustainable Development Goals (SDGs).

Adapun di antaranya melalui Science, Technology and Innovation (STI) untuk mencapai zero hunger, memperjuangkan modernisasi dan digitalisasi akuakultur dan peternakan, serta pertanian presisi untuk transformasi sistem pertanian pangan di kawasan Asia-Pasifik.

Hal itu diungkapkan dalam agenda Asia Pacific Regional Conference (APRC) Ministerial Meeting (MM) ke-37 yang diselenggarakan di Kolombo, Sri Lanka yang digelar pada 19-22 Februari 2024. Sebagai informasi, Konferensi Regional Asia Pasifik FAO (APRC) merupakan forum resmi yang dihadiri para menteri dan pejabat tinggi negara-negara anggota FAO.

Mereka berdiskusi terkait persoalan pangan di kawasan Asia Pasifik, serta membangun kerja sama untuk penguatan prioritas dan solusi terkait pangan dan pertanian.

"Untuk mengantisipasi penyelamatan pangan, dapat kita lakukan dengan pengurangan food losses dan food waste. Untuk mengatasi masalah kritis ini, Indonesia telah mengidentifikasi arah kebijakan utama, antara lain mempromosikan perubahan perilaku, meningkatkan sistem pendukung, memperkuat peraturan penyelamatan pangan, mengoptimalkan pendanaan, memanfaatkan kehilangan dan limbah pangan, serta mengembangkan studi komprehensif dan pengumpulan data kehilangan dan limbah pangan. Termasuk pemanfaatan teknologi digital untuk program Digital Village Initiative," tutur Dida dalam keterangan tertulis, Selasa (27/2/2024).

Dia menjelaskan Indonesia, sejak peluncuran Digital Village Initiative (DVI) Knowledge Platform di 2022, terus mendukung implementasi inisiatif ini sebagai wadah untuk berbagi pengalaman dan memberikan dukungan teknis untuk inovasi digital.

Dida menilai terdapat pelajaran yang diperoleh dari pelaksanaan DVI, antara lain pentingnya partisipasi masyarakat dalam inovasi untuk memastikan inklusivitas, keberlanjutan, dan dampak nyata pada masyarakat, serta akses fisik terhadap infrastruktur dan literasi digital masyarakat harus ditingkatkan untuk mencapai inklusi digital yang lengkap.

Sementara itu ketua delegasi RI yang juga Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn.) Dr. Moeldoko menyampaikan Indonesia memainkan peran strategis dalam mendorong transformasi sistem pangan dan pertanian di kawasan Asia Pasifik. Hal ini terlihat dari RI yang diminta menjadi pembicara dalam 7 sesi dari total 10 sesi pada pertemuan tersebut. Ketua Delri juga menyampaikan gagasan regenerasi petani sebagai solusi untuk membangun ketahanan pangan di kawasan.

"Indonesia berbagi pembelajaran dan mendorong solusi-solusi baru untuk membangun ketahanan pangan bersama. Di antaranya, kita usulkan pembentukan pusat pelatihan regenerasi petani kawasan Asia Pasifik di Indonesia," jelas Moeldoko.

Pada kesempatan yang sama, Plt. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto turut membahas mengenai Prioritas Nasional dan Regional serta komitmen Indonesia dalam mendorong percepatan sistem pangan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan dan upaya pemenuhan ketersediaan pangan bagi 278 juta rakyat Indonesia. Untuk penanganan jangka pendek dampak krisis, kata dia, pemerintah memprioritaskan penyediaan safety net program bagi kelompok rentan, terutama petani skala kecil dan nelayan.

Sebagai informasi, transformasi sistem pangan di kawasan penting agar menjadi lebih efisien, inklusif, berketahanan, dan berkelanjutan. Apalagi mengingat kondisi pangan yang mengalami kemunduran dalam memerangi kelaparan sejak 2 tahun terakhir.




(anl/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork