Terungkap Alasan Pemerintah Tambah Lagi Impor Beras 1,6 Juta Ton

Terungkap Alasan Pemerintah Tambah Lagi Impor Beras 1,6 Juta Ton

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 28 Feb 2024 07:15 WIB
Penampakan 24.000 Ton Beras Impor Vietnam Tiba di Priok
Ilustrasi Beras Impor/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Pemerintah memutuskan untuk menambah impor beras 1,6 juta ton tahun ini. Dengan penambahan itu kuota impor tahun ini yang sebelumnya 2 juta ton menjadi 3,6 juta ton.

Keputusan ini berdasarkan hasil rapat koordinasi terbatas terkait neraca komoditas yang melibatkan sejumlah Kementerian/Lembaga, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, hingga Badan Pangan Nasional.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengungkap kuota tambahan impor itu merupakan langka kewaspadaan terhadap kekurangan beras ke depan. Karena menurutnya, kondisi iklim yang mempengaruhi pertanian tidak bisa diprediksi, maka harus disiapkan cadangan beras pemerintah (CBP).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini precaution (kewaspadaan) negara kita ini harus punya cadangan pangan pemerintah, tahun lalu teman-teman tanya kenapa impor? Hari ini semua terbukti bahwa dilakukan impor terukur harga di petani jatuh tidak? Waktu ini impor kita 3 juta ton harga di petani jaguh nggak? Karena kita impor terukur. Kita harus close juga dengan BMKG kalau ini satu bulan lagi baru ada hujan, artinya harus mempersiapkan 3 bulan ke depan," ujar Arief ditemui di Hotel Margo City, Depok, Jawa Barat, Selasa (27/2/2024).

Langkah impor beras juga dilakukan sebagai antisipasi atau sistem peringatan dini (early warning system). Jadi, jika terjadi sesuatu hal yang berkaitan dengan pasokan pangan, maka Indonesia memiliki cadangan untuk intervensi.

ADVERTISEMENT

"Bisa memastikan nggak bakal ada banjir atau tidak di beberapa tempat? Jadi kan kita mesti tahu petanya. Karena kalau Kementerian Pertanian nanam 1 juta hektare itu, apakah 100% akan berhasil?" terang Arief.

Langkah impor juga dilakukan untuk pemenuhan cadangan beras pemerintah (CBP) di mana fungsi dari CBP untuk intervensi harga dan stok di lapangan. Saat ini saja harga beras terus terkerek naik akibat rendahnya produksi.

"Karena dari panen lokal kemarin angkanya di bawah 1 juta ton, kebutuhan sebulan 2,5 - 2,6 juta ton," tuturnya.

Impor Gegara El Nino

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan turunnya produksi beras akibat cuaca ekstrem El Nino menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa menambah impor sebanyak 1,6 juta ton.

"Ini dampak El Nino. Saya sampaikan kita kekurangan tanam sampai 1,9 juta ton, dampak El Nino. El Nino ini tidak main-main sehingga kita mencari solusi lain, alternatif lain. Solusinya pompanisasi kemudian lahan rawa kita optimasisasi," kata Amran dalam keterangannya di Kementerian Pertanian.

Ke depan, ancaman El Nino masih menggentayangi pertanian, maka ada sejumlah langkah yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi dampak cuaca ekstrem tersebut. Salah satu langkahnya, melakukan pompanisasi sungai-sungai besar ke lahan pertanian.

Pompanisasi adalah proses mengairi lahan pertanian dengan cara memompa air dari sungai, danau, sumur, atau sumber air lainnya.

"Mengantisipasi dampak El Nino saat ini yang terjadi pertama kita akan melakukan pompanisasi sungai-sungai besar di Jawa, seperti Bengawan Solo dan seterusnya," jelas dia.

Simak juga Video: Timnas AMIN Sebut Harga Beras Kacau: Kebijakan Terlalu Dipolitisasi

[Gambas:Video 20detik]




(ada/ara)

Hide Ads