Pande Ketut Krisna, Pencipta Kaus Barong Bali Meninggal Dunia

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Rabu, 06 Mar 2024 16:48 WIB
Pande Ketut Krisna/Foto: Dok. Antara
Jakarta -

Pande Ketut Krisna, pencipta kaus barong Bali yang juga pencetus toko oleh-oleh modern dari Pulau Dewata, meninggal dunia. Pande Krisna meninggal di usia 77 tahun di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar.

"Upacara pengabenan akan dilaksanakan di Setra Beng, Kabupaten Gianyar pada 10 April 2024," kata Pande Nyoman Yudi Sutrisna selaku putra almarhum Pande Ketut Krisna di Gianyar, dikutip dari Antara, Rabu (6/3/2024).

Pande Yudi menuturkan ayahnya meninggal karena sakit pada 29 Februari 2024 di RSUP Sanglah. Dalam kesempatan itu, ia menceritakan bahwa berdasarkan penuturan sang ayah semasa hidupnya, kaus barong ditemukan tanpa sengaja, saat ayahnya sedang melakukan percobaan untuk warna kain endek (tenun khas Bali).

Pande Ketut Krisna, pria kelahiran 21 Juni 1946 menemukan kaus barong sekitar tahun 1969 saat ia dan keluarganya di Gianyar, tengah mencoba mengembangkan kreasi kain endek Bali. Saat itu, warna kain endek Bali maksimal hanya dua warna.

"Tadinya hanya dua warna, yakni warna dasar hitam dipadu biru, hitam dipadu hijau, coklat, dan sebagainya," ujarnya.

Pande Krisna kemudian melakukan eksperimen untuk menciptakan warna yang lebih variatif. Ia melakukan eksperimen celup benang tenun untuk menciptakan kain endek warna-warni. Akhirnya terciptalah kain endek warna-warni.

Inovasi ini menghasilkan banyak warna atau catrian. Kain endek yang dulunya dua warna, kini menjadi lima warna. Setelah mencoba berbagai macam cara, akhirnya ditemukan alat dan cara untuk menciptakan aneka warna pada kain endek, yang dinamakan catrian.

Penemuan inilah yang kemudian dikembangkan sehingga terbentuk baju barong di tahun 1969. "Jadi tidak sengaja ditemukan baju barong dari catrian itu," ucapnya.

Bisnis Kaus Barong

Mengutip pernyataan Pande Ketut Krisna beberapa tahun lalu di kediamannya di Batubulan, Kabupaten Gianyar, Bali, ia mengatakan produk kaus barong ini dibuat tahun 1969, dan dijual di berbagai objek wisata seperti di Ubud dan Kuta. Dulu kaus barong dijual Rp 1.500 per potong dan laku keras karena merupakan penemuan baru.

"Hasil menjual baju barong membawa berkah bagi saya. Dulu di Gianyar tempat usaha saya kecil. Berkah baju barong membuat saya sukses. Baju barong sudah dijual ke berbagai negara, karena buatan tangan dan unik," kata mendiang saat itu.

Meski sudah membuat sekaligus menciptakan baju barong sejak tahun 1969, namun Pande mengaku tidak memiliki hak patennya. Waktu itu tidak berpikir soal paten dan saat itu ia berpikir dua tahun sudah cukup. Anggota keluarga yang lain juga ditularkan ilmu cara membuatnya.

"Tetapi jika memang dianggap perlu, mungkin pemerintah bisa membantu untuk mempatenkan agar hak cipta baju barong tetap menjadi milik masyarakat Bali," ucap Pande Krisna kala itu.

Sejak dibuat tahun 1969 hingga saat ini, penjualan kaus barong selalu stabil. Permintaan tak hanya datang dari wilayah Indonesia, namun juga dari mancanegara.




(fdl/fdl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork