Kisah Polisi Pilih Resign demi Kembangkan Bisnis Mesin ATM

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Selasa, 12 Mar 2024 22:57 WIB
Ilustrasi.Foto: Getty Images/iStockphoto/PKpix
Jakarta -

Mantan polisi asal San Francisco, Amerika Serikat, bernama Paul Alex berhasil meraup cuan dari bisnis mengelola mesin ATM. Bagaimana perjalanan mantan polisi ini hingga raup cuan dari bisnis kelola ATM?

Melansir dari The Sun US, Selasa (12/3/2024), Paul memulai usahanya di bidang pengelolaan mesin ATM pada 2018 lalu. Saat itu dirinya masih bekerja sebagai polisi di Satuan Tugas Narkotika.

Dengan kesibukannya sebagai seorang polisi, ia merasa tidak punya waktu untuk diri sendiri dan keluarga. Belum lagi sebagai abdi negara tentu pendapatannya hanya terbilang 'cukup' untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Saya mengabaikan kehidupan pribadi saya. Saya tidak bisa berkumpul dengan keluarga yang saya cintai. Saya seorang pria yang memiliki kecintaan terhadap keluarga yang besar. Dan pada akhirnya, saya menyadari, ini (menjadi polisi) bukanlah kehidupan," kata Paul.

Ingin memiliki pendapatan lebih agar bisa pensiun dari kesatuan lebih cepat, Paul memutuskan memulai usaha mengelola mesin ATM. Ia lantas membeli mesin ATM pertamanya seharga US$ 2.000 atau setara dengan Rp 31,4 juta (kurs Rp 15.700/dolar AS) dari hasil jerih payahnya sebagai polisi.

Namun, tantangan sebenarnya dimulai ketika Paul harus menemukan lokasi ATM yang pas untuk memulai bisnis sampingan pertamanya. Untuk itu Ia kemudian pergi ke area yang banyak dikunjungi orang seperti klub malam, restoran, dan valet, di mana dia tahu orang-orang membutuhkan uang tunai.

Dia ingat menelepon ratusan perusahaan, sebelum akhirnya mendapat kesempatan untuk memasang ATM pertamanya di salon kuku. Dengan segera, dia mulai menghasilkan US$ 500 atau Rp 7,85 juta per bulan berkat biaya tambahan dari setiap transaksi.

Setelah sukses dengan ATM pertamanya, Paul lalu membeli lima mesin ATM lagi. Dia pun berhasil mengumpulkan sekitar US$ 3.000 atau Rp 47,1 juta per bulan.

"Saya pikir itulah yang menarik perhatian saya, fakta bahwa saya sedang mengembangkan sesuatu untuk diri saya sendiri dan saya ingin terus mengembangkannya," terangnya.

Dalam beberapa tahun berikutnya, dia mampu membangun lebih dari 30 ATM di seluruh San Francisco Bay Area pada 2020. Usai mendapatkan begitu banyak penghasilan dari bisnis ATM ini (lebih besar dari gajinya sebagai polisi), Paul kemudian memutuskan resign alias mengundurkan diri.

Pada 2021 ia mengundurkan diri sebagai polisi dan mulai bekerja secara penuh sebagai pengusaha yang bergerak di bidang bisnis ATM. Di tahun itu Paul mulai mendirikan sebuah perusahaan bernama ATMTogether, untuk membantu orang lain memulai bisnis ATM mereka sendiri.

"Kami bekerja keras untuk klien kami. Kami mencari dan menemukan lokasi terbaik di wilayah mereka (untuk dibukakan mesin ATM), dan kami ikut memberikan pengamanannya," ujar Paul.

"Klien kami dapat menikmati manfaat pendapatan pasif tanpa menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyiapkan ATM mereka," terangnya lagi.

Kini ATMTogether ditaksir mampu memperoleh penjualan sebesar US$ 12 juta atau Rp 188,4 miliar. Dari sana ia bisa mendapatkan laba bersih sekitar US$ 3,5 juta atau Rp 54,95 miliar dari Januari 2021 hingga April 2023. Artinya dalam dua tahun terakhir dirinya mampu meraup cuan miliaran rupiah.




(hns/hns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork