Amerika Serikat (AS) akan menyumbang US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,65 triliun (kurs Rp 15.500) untuk Haiti, dalam misi keamanan multinasional yang dipimpin Kenya. Apalagi Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyebut kondisi di lapangan terus memburuk.
"Saya mengumumkan hari ini bahwa Departemen Pertahanan Amerika Serikat menggandakan dukungan untuk misi ini dari US$ 100 juta menjadi US$ 200 juta. Dengan begitu total dukungan menjadi US$ 300 juta," kata Blinken, dikutip dari CNN, Selasa (12/3/2024).
Masih belum jelas kapan misi keamanan akan dikerahkan. Namun hari Senin kemarin, Menteri Dalam Negeri Kenya Kiture Kindiki mengatakan pasukan Kenya saat ini berada dalam tahap pra-pengerahan.
Diprediksi para gangster di Haiti memberi perlawanan keras ke pasukan asing yang datang ke negaranya. Para gangster menganggap pasukan asing bisa mengganggu operasi mereka.
Sejumlah pejabat AS telah menyerukan percepatan bantuan untuk menstabilkan situasi yang bergejolak. Haiti memasuki keadaan darurat setelah ibu kotanya, Port-au-Prince, dilanda kekerasan di tengah serangan geng yang sangat terkoordinasi.
Salah satu pemimpin geng, Jimmy Cherizier, menggambarkan aksi tersebut sebagai upaya untuk menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri Ariel Henry. Cherizier telah memperingatkan potensi perang saudara yang akan berakhir dengan genosida Henry tidak mundur.
Sementara itu, Blinken melakukan perjalanan ke Kingston, Jamaika untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi CARICOM dalam upaya menemukan solusi terhadap krisis politik Haiti. Pembicaraan sedang berlangsung dengan tujuan membentuk dewan transisi di Haiti yang dapat membuka jalan bagi pemilu di negara tersebut.
Pada hari Senin, pemerintah Haiti mengatakan telah memperpanjang jam malam di wilayah Barat untuk memulihkan ketertiban dan mengendalikan situasi. Jam malam akan berlaku mulai Senin malam hingga Kamis pagi.
(ily/hns)