Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja mengadakan kunjungan ke dua daerah di Sulawesi Utara yakni Kota Manado, dan Kabupaten Kepulauan Talaud guna mengetahui, mendengar, sekaligus menerima masukan dari para alumni yang telah mengikuti program pelatihan. Di samping itu untuk menjajaki kerja sama dengan pemerintah daerah serta lembaga pelatihan di daerah.
Agenda FGD & Temu Alumni di Manado pada Kamis (14/3) dihadiri sekitar 150 peserta dari kabupaten/kota di Sulawesi Utara. Selain Temu Alumni, tim Prakerja pun melakukan sosialisasi program Prakerja kepada mahasiswa Universitas Sam Ratulangi di hari yang sama.
Acara FGD dan Temu Alumni dihadiri Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Rudy Salahuddin; Sekretaris Provinsi Sulawesi Utara mewakili Gubernur Sulawesi Utara, Steve Kepel; Wakil Wali Kota Manado, Richard Henry Marten Sualang; Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Manado, Paul Sulang; dan Branch Business Manager Cabang BNI Manado, Ferdinando Tungka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan agenda FGD dan Temu Alumni di Kabupaten Kepulauan Talaud digelar di Aula Rumah Bupati Talaud, pada Jumat (15/3) yang dihadiri sekitar 30 peserta, Sekda Pemkab Kabupaten Kepulauan Talaud, Yohanis Kamagi; serta jajaran Forkopimda Kabupaten Kepulauan Talaud.
"Saya ingin mendengar suara yang barangkali terlalu lirih didengarkan oleh orang-orang di Jakarta, dan karena itu kita harus hadir langsung. Hadir langsung itu juga sekaligus membuktikan bahwa kita tidak sekadar hadir secara digital tapi kita memang dengan tulus ingin meraih tangan mereka, saudara-saudara kita di daerah-daerah terluar, terdepan," kata Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari, kepada wartawan, Minggu (17/3/2024).
Denni mengatakan program Prakerja tidak bisa hanya hadir secara digital dalam meningkatkan kemampuan dan memaksimalkan potensi generasi muda. Kehadiran Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja ke daerah-daerah diharapkan dapat menunjukkan keseriusan kepada pemerintah daerah dan masyarakatnya bahwa program tersebut bukan diselenggarakan secara alakadarnya. Selain itu sekaligus memberikan pemahaman bahwa pelatihan di Prakerja memiliki jenjang yang lengkap mulai dari kemampuan tingkat dasar hingga mahir.
"Untuk memperkuat inklusivitas kita, pelatihan Prakerja tidak hanya ngajarin AI, atau misalnya ngajarin hanya cyber security, karena ketika kita ke daerah lain termasuk yang cukup pelosok kita jadi paham bahwa lowongan pekerjaan di daerah yang berbeda menuntut hal yang berbeda pula," imbuhnya.
"Kita tahu pekerjaan administrasi pekerjaan perkantoran pekerjaan kewirausahaan, guru dan segala macam itu sangat banyak di daerah-daerah dan mereka kemudian membutuhkan pelatihan yang seperti excel, tapi excelnya juga yang sudah relatif jago. Jadi Prakerja ini inklusivitasnya, pelatihannya dari yang very simple kepada yang paling sophisticated," tegas Denni.
Salah satunya peserta yang membagikan kisah suksesnya dalam agenda FGD adalah Dwi Sanjaya Nurdin (25). Pria asal Kabupaten Kotamubagu ini mengatakan pelatihan yang didapat dari Prakerja telah membantunya meraih karier menjadi ASN PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerjasama) sebagai staf pengajar di SDN 1 Pobundayan.
"Itu sertifikatnya saya gunakan juga untuk menunjang seleksi ini (pendidikan profesi guru). Sampai pengangkatan ASN PPPK di daerah saya, sertifikat pelatihan itu juga dimasukkan dalam daftar riwayat hidup," paparnya.
Alumni Prakerja dari Kabupaten Kepulauan Talaud Wirasto Tanyatan (31) mengikuti pelatihan Microsoft Excel pada 2020. Berkat pelatihan tersebut kini ia bekerja sebagai bendahara di desanya, Niampak Utara, dan menjadi operator di 6 desa lainnya.
"Kebetulan saya dari 2016 sudah sedikit-sedikit (belajar Ms Excel) ditambahkan lagi tahun 2020 dengan pengalaman dari Prakerja, ilmu saya bertambah, ilmu saya meningkat. Nah, di situlah semakin naik-semakin naik, maka sampai dengan saat ini desa itu tidak akan melepas saya menjadi operator," terangnya.
"Sampai dengan hari ini saya menjadi operator desa di 6 desa. (Untuk gaji) Rp 1 juta saja 1 desa, jadi bertambah lah. Gaji saya saja di Niampak utara itu Rp 1,8 juta. Kemudian Rp 1 juta di 6 desa, (jadi) Rp 6 juta. Jadi (total gaji) Rp 7,8 juta," imbuh Wirasto.
![]() |
Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja juga melakukan pendekatan kepada kepala daerah dan lembaga pelatihan di daerah guna memperluas cakupan peserta serta menambah pelatihan yang ada di ekosistem Prakerja. Salah satunya adalah kepada Pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud dan lembaga pelatihan di Kota Manado.
Bupati Kabupaten Kepulauan Talaud Elly Engelbert Lasut mengatakan pihaknya menyambut baik kedatangan tim Prakerja. Ia menjelaskan pemuda di wilayahnya masih kesulitan untuk mengakses pelatihan atau kursus-kursus. Menurutnya Program Kartu Prakerja bisa dipadukan dengan program dana desa untuk memberikan dukungan dari sisi infrastruktur atau jaringan WiFi di desa-desa.
"Prakerja ini setelah melihat isinya tentunya tujuannya adalah untuk meng-upgrade skill, kemampuan pencari kerja, anak-anak muda. Ini seperti gayung bersambut kalau di Kabupaten Talaud. Kabupaten Talaud ini diisi oleh anak-anak muda yang mungkin untuk ikut kursus, ada yang belum mampu karena kondisi keuangan dan sebagainya. Kartu Prakerja menjawab semua itu, bahwa kita bisa mencari kursus, meng-upgrade diri dengan beasiswa dari Program Kartu Prakerja itu sendiri. Sehingga tentunya ini akan sangat membantu sekali," ungkap Elly.
"Tinggal tantangan kita adalah bagaimana kita bisa mengakses mereka yang ada di kampung-kampung mereka yang ada di desa-desa supaya bisa diakses via IT (informasi dan teknologi), kita akan optimalkan itu dari APBD dengan menyiapkan infrastruktur IT, begitu juga dari dana desa. Mungkin kita juga akan menyiapkan WiFi gratis untuk pelatihan di desa yang berbasis online," imbuhnya.
Dari sisi kelembagaan, Direktur Kemitraan, Komunikasi dan Pengembangan Ekosistem Prakerja, Dwina M Putri mengatakan saat ini pihaknya tengah memasifkan pelatihan berbasis tatap muka atau luring setelah sebelumnya lebih banyak dilakukan secara online saat pandemi. Dalam setahun ini, Prakerja telah membuka pelatihan secara tatap muka di 15 provinsi. Ia berharap ke depan jumlahnya akan bertambah menjadi 38 provinsi.
"Nah di Sulawesi Utara ini kebetulan belum ada lembaga pelatihan (luring). Sehingga pada kesempatan ini kami juga melakukan sosialisasi dengan berbagai lembaga pelatihan di Manado. Harapannya ada local heroes lembaga pelatihan yang menjadi pionir di Manado," ujar Dwina, beberapa waktu lalu.
Prakerja sendiri membuka kesempatan bagi Lembaga Pelatihan berbagai kategori, baik bahasa, pertanian, perikanan, teknologi, maupun industri lainnya.
Dwina menjelaskan banyak potensi kerja sama yang terdapat di Sulawesi Utara, misalnya mengenai pembelajaran bahasa untuk bekerja ke luar negeri. Tak heran banyak lembaga pelatihan yang menawarkan pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Mandarin, Inggris dan Jepang.
"Manado potensinya banyak. Makanya kita sosialisasi, saat ini kita mendapat leads sekitar 20-an LPK, dari sini kita akan follow up dan dampingi lagi terkait bagaimana cara gabung ke ekosistemnya (Prakerja). Harapannya sih dari leads itu bisa tembus untuk LP di Manado," tutur Dwina.
Untuk diketahui, Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja juga mengadakan pendampingan pendaftaran program pelatihan, serta memberikan workshop gratis bagi para alumni di Kabupaten Kepulauan Talaud pada Sabtu (16/3). Acara pendampingan dihadiri lebih dari 200 warga, sedangkan workshop gratis dihadiri sekitar 30 peserta yang mendapatkan pelatihan membuat CV yang baik dan tips menghadapi interview kerja.
(prf/ega)