'Bill Gates RI' Mau Bangun Gedung Data Center di Cibitung Rp 4,5 T

Samuel Gading - detikFinance
Kamis, 21 Mar 2024 17:29 WIB
Foto: Samuel Gading/detik.com
Jakarta -

CEO PT DCI Indonesia Tbk (DCII) Otto Toto Sugiri, mengungkapkan bakal membangun satu gedung data center baru lagi di Cibitung, Jawa Barat. Lokasi persisnya di data center Kampus DCI.

"Tahun ini lokasi pertama kami di Cibitung kami sedang membangun satu lagi gedung satu lagi baru tambahan dengan kapasitas 36 megawatt," ungkap Toto.

Toto kemudian mengatakan gedung baru itu ditarget rampung tahun ini. Ia tidak menjelaskan spesifik jumlah nilai investasi yang dikucurkan DCII. Namun, Toto membeberkan jumlah kisaran biaya yang dibutuhkan untuk membangun satu data center.

"Rata-rata di pasar itu antara US$ 8-10 juta per megawatt. Jadi tinggal dihitung, dikali," bebernya.

Berdasarkan kalkulasi detikcom, ini berarti jumlah investasi yang dilakukan DCII untuk gedung baru tersebut berkisar di angka Rp 4,5 triliun.

Asumsi ini diperoleh dengan mengkalkulasi angka terendah rata-rata biaya pembangunan 1 megawatt per data center, yakni US$ 8 juta, kemudian dikali 36 megawatt dan dikali lagi dengan jumlah nilai tukar dolar ke Rupiah yang sore ini, Kamis (21/3) pukul 17.00 WIB, berkisar di angka 15.671.

"(Jadi tahun ini segitu anggarannya) Iya," jelas Toto.

Data Orang RI Banyak Berada di Luar Negeri

Otto Toto Sugiri, mengungkap mayoritas data internet masyarakat berada di luar negeri karena masih sedikitnya jumlah data center dalam negeri. Pria yang dijuluki 'Bill Gates Indonesia' itu pun mendorong pengembangan industri data center Indonesia.

Awalnya, Toto, sapaan karibnya, mengatakan bahwa industri data center Indonesia memiliki peluang besar untuk tumbuh. Pasalnya, Indonesia adalah salah satu negara pengguna internet terbanyak di kawasan ASEAN bahkan dunia. Namun yang jadi persoalan, jumlah data center dalam negeri masih berkisar di angka 1 watt per kapita.

Indonesia masih jauh tertinggal dari sejumlah negara lain yakni Jepang dengan 8 watt per kapita, dan Singapura, kapasitas 100 watt per kapita. Hal ini membuat mayoritas data masyarakat Indonesia masih berada di data center luar negeri.

"Peluangnya masih sangat besar karena kebutuhan negara kita tinggi. Kalau yang sebenarnya dipakai penduduk Indonesia kapasitas data center itu di atas perkiraan saya, sekitar 10 watt per kapita. Kenapa jatuhnya cuma 1 (watt)? Karena kapasitas data center Indonesia terlalu kecil, sehingga data-data seperti Facebook user 60 juta orang Indo, itu datanya di mana? Di Singapura. Whataspp kita servernya di mana, itu juga," bebernya.

Padahal, jumlah data center yang banyak di dalam negeri akan membuat Indonesia jauh lebih untung. Masyarakat bisa lebih mudah menerima internet dengan cepat, selain itu, biaya pembayaran bandwith ke luar negeri lewat kabel bawah laut akan berkurang.

Dengan asumsi 10 watt per kapita, Toto mengasumsikan Indonesia akan butuh sekitar total 2700 megawatt jika data seluruh aplikasi yang digunakan oleh masyarakat berada pada data center dalam negeri. Ia melihat ini adalah peluang besar.

"Nah ini dilihat dari asumsi kebutuhan negara kita besar. Dengan asumsi 10 watt per kapita dan semua datanya ada di Indonesia, Indonesia akan butuh 2700 megawatt kapasitas data center. Sekarang kita baru ada sekitar di angka 200 megawatt. Masih banyak sekali (kebutuhannya) kalau emang kebutuhan negara kita sendiri," ungkapnya.

Oleh sebab itu, Toto berpesan bahwa seluruh pihak harus mendorong pengembangan industri data center dalam negeri. Dari segi infrastruktur, ia optmistis melihat jumlah lahan dan sumber energi listrik yang dipunyai oleh Indonesia akan cukup untuk mengembangkan industri data center lokal. Pada akhir 2024, Toto pun memprediksi total pembangunan data center akan berkisar di angka 400 megawatt untuk seluruh Indonesia.

"Data center kan butuh listrik yang baik. Ke depan harus listrik yang hijau, itu Indonesia punya. Kita pasti lebih banyak daripada Singapura, lahan cukup besar. jadi mustinya optimis asal konsisten. Tahun depan sendiri total data center dengan pembangunan yang cukup marak akan mencapai sekitar 400 megawatt buat tahun ini. Di akhir tahun ini bisa jadi 400, ya (seluruh industri). Jadi sudah double dari tahun lalu," pungkasnya.

Simak juga Video: Erick Thohir Ingin RI Jadi Pemain Data Center di ASEAN







(rrd/rir)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork