Perusahaan global Unilever buka suara mengenai pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 7.500 karyawan seluruh dunia. PHK ini imbas dari kebijakan perusahaan memisahkan unit bisnis es krimnya, serta upaya perusahaan mendorong produktivitas.
Dikutip dari situs resminya, setelah memisahkan bisnis es krim dan menerapkan program produktivitas, Unilever akan memiliki margin yang lebih tinggi. Pasca pemisahan, Unilever akan mengejar pertumbuhan penjualan dan peningkatan margin.
"Dewan bertekad untuk mengubah Unilever menjadi bisnis dengan pertumbuhan lebih tinggi dan margin lebih tinggi yang akan memberikan hasil yang konsisten bagi seluruh pemangku kepentingan. Meningkatkan kinerja dan mempertajam portofolio kami adalah kunci untuk memberikan hasil yang lebih baik yang kami yakini dapat dicapai oleh Unilever," kata Chair dari Unilever Ian Meakins seperti dikutip Jumat (22/3/2024).
Dia mengatakan, pemisahan bisnis es krim dan program produktivitas akan membantu menciptakan Unilever yang lebih sederhana. Kemudian, juga akan mendorong bisnis es krim.
"Pemisahan es krim dan penyampaian program produktivitas akan membantu menciptakan Unilever yang lebih sederhana, lebih fokus, dan berkinerja lebih tinggi. Hal ini juga akan menciptakan bisnis es krim terkemuka di dunia, dengan prospek pertumbuhan yang kuat dan masa depan yang cerah sebagai bisnis mandiri," katanya.
CEO Unilever Hein Schumacher menerangkan, penyederhanaan portofolio akan mendorong produktivitas.
"Menyederhanakan portofolio kami dan mendorong produktivitas yang lebih besar akan memungkinkan kami untuk lebih membuka potensi bisnis ini, mendukung ambisi kami untuk memposisikan Unilever sebagai perusahaan barang konsumen terkemuka di dunia yang memberikan pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, dan peningkatan profitabilitas," paparnya.
"Kami berkomitmen untuk melaksanakan program produktivitas kami dengan berkonsultasi dengan perwakilan karyawan, dan dengan menghormati serta peduli terhadap orang-orang kami yang terkena dampak," tambahnya.
(acd/eds)