Beberapa hari usai pengumuman hasil rekapitulasi nasional Pemilu 2024, muncul wacana tentang dimulainya pembentukan kabinet baru dan bagi-bagi kursi Menteri pada pemerintahan 2024-2029 mendatang. Hal ini dimulai dengan pernyataan Gibran Rakabuming Raka saat mengungkapkan isi percakapannya dengan Prabowo Subianto pekan lalu.
Gibran mengungkapkan, selain membahas perkembangan koalisi usai pengumuman, salah satu topik yang dibahas adalah nama-nama tokoh pengisi kursi kabinet. Sementara itu, Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menjelaskan bahwa ada beberapa kriteria yang mungkin digunakan untuk meilih nama-nama tersebut. Adi menyebut, dari ketiga kriteria itu, syarat yang paling utama adalah kemampuan orang tersebut untuk mengakselerasi visi-misi Prabowo-Gibran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kriterianya sederhana. Pertama, menteri yang bisa kerja untuk mengakselerasi semua visi-misi Prabowo-Gibran. Kedua, menteri pasti akan diisi oleh orang-orang yang secara politik diterima Prabowo dan Gibran. Ini diperlukan untuk membangun chemistry kerja politik yang seirama," kata Adi Prayitno dikutip detikNews, Senin (25/3/2024).
Adi Prayitno melanjutkan bahwa kriteria berikutnya adapun para calon Menteri memiliki sikap tegak lurus ke presiden serta wapres. Sementara itu, ia tidak menampik bahwa orang-orang pilihan itu sekaligus dapat mengakomodasi kepentingan politik baik dari partai kubu 02 ataupun dari luar kubu. Meski demikian, tidak dijelaskan apakah kinerja baik seorang Menteri dalam pemerintahan sebelumnya bisa menjadi faktor ditariknya kembali tokoh tersebut untuk mengisi kursi Menteri pada kabinet berikutnya.
Menengok ke kabinet pada pemerintahan periode 2014-2019, Presiden Jokowi saat itu juga mencatut dua nama Menteri dari kabinet sebelumnya. Kedua nama tersebut adalah Lukman Hakim Saifudin yang sebelumnya menjabat Menteri Agama dan Sofyan Djalil yang pernah menjabat Menteri BUMN dan Menteri Komunikasi dan Informatika.
Melihat dari beberapa kriteria yang diungkapkan oleh Adi Prayitno, tindakan Jokowi mungkin saja dilakukan kembali oleh Prabowo. Apalagi, beberapa Menteri dalam Kabinet Jokowi memiliki nilai kenerja yang baik. Hal ini dibuktikan dengan posisi jabatan yang diemban Menteri tidak tergantikan selama 10 tahun kepemimpinan Jokowi.
Salah satu nama Menteri itu adalah Sri Mulyani. Tercatat, Menteri Keuangan RI ini telah bertugas sebagai pembantu Presiden sejak periode pertama Jokowi menjabat. Dipertahankannya Sri Mulyani sebagai pemegang jabatan Menteri keuangan disebabkan oleh keberhasilannya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Menilai performa pada masa pemerintahan Jokowi periode pertama, FinanceAsia menyebut bahwa Sri Mulyani berhasil menjaga stabilitas belanja negara yang terlihat terlihat dari defisit anggaran yang lebih rendah (2,5%) dibanding proyeksi semula (2,9%).
Sri Mulyani dianggap berhasil membawa perkonomian Indonesia ke arah yang lebih baik. Dia dinilai berhasil memanfaatkan kesempatan kemajuan ekonomi global untuk mereformasi struktur keuangan pada 2017 sehingga dapat bertahan saat terjadi kenaikan suku bunga di Amerika Serikat.
Berikutnya, Sri Mulyani mendapatkan Penghargaan Menteri Terbaik di Dunia (Best Minister in the World Award) di World Government Summit yang diselenggarakan di Dubai pada 2018 lalu. Terbaru, per 15 Maret 2024, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih surplus Rp 22,8 triliun atau setara dengan 0,10% terhadap produk domestik bruto (PDB).
"Posisi APBN masih mengalami surplus Rp 22,8 triliun atau 0,10% terhadap PDB. Keseimbangan primer juga surplus Rp 132,1 triliun," kata Sri Mulyani dikutip dari detikFinance, Senin (25/3/2024).
Sebelumnya, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini sempat diisukan mundur dari Kabinet Indonesia Maju. Betapa kuatnya nama Sri Mulyani di dunia ekonomi Indonesia sehingga hanya dengan isu ini pun sempat memicu kekhawatiran pasar keuangan domestik dan membuat indeks harga saham gabungan serta nilai tukar Rupiah tertekan.
Kuatnya pengaruh Sri Mulyani membuka berbagai pertanyaan apakah ia akan Hattrick menduduki kursi Menteri keuangan? Atau Prabowo memiliki perspektif lain terkait strategi pengembangan ekonomi Indonesia dengan menampilkan sosok pengganti Sri Mulyani? Temukan jawabannya dalam Editorial Review, segmen khas detik Sore bersama Angga Aliya Redaktur Pelaksana detikFinance.
detik Sore kali ini juga akan membahas peristiwa kaburnya tujuh tahanan yang terjadi di Bandung. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Bagaimana perkembangannya? Saksikan dalam Indonesia Detik Ini bersama Kepala Biro detikJabar.
Sunsetalk edisi ini secara khusus akan menghadirkan ketua komunitas fotografi hantu. Simak berbagai polemik terkait keberadaan makhluk astral yang tertangkap oleh teknologi digital.
Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat detikcom dalam sehari yang disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan ketinggalan untuk mengikuti analisis pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia.
"Detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!"