Citigroup mengumumkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 430 karyawan di berbagai divisi yang tersebar di seluruh unit New York. Hal ini disampaikan oleh perusahaan dalam permohonannya ke Departemen Tenaga Kerja Luar Negeri pada hari Senin lalu.
Dikutip dari Reuters, Selasa (2/4/2024), PHK ini akan berdampak pada 363 karyawan di unit utama, Citibank. Lalu pada pekerja di bidang teknologi dan broker-dealer.
Pekan lalu, investment bank dan perusahaan jasa keuangan asal Amerika Serikat (AS) tersebut telah mengakhiri reorganisasi besar-besaran, yang terbesar dalam beberapa dekade terakhir. Memang, perusahaan berupaya untuk melakukan efisiensi dengan restrukturisasi demi meningkatkan kinerja.
Pemangkasan jumlah pegawai itu sudah dilakukan sejak September tahun lalu, reorganisasi tersebut memangkas manajemen Citi, dari 13 menjadi hanya 8. Citi juga telah menetapkan target untuk memangkas 20.000 tenaga kerja global dalam dua tahun ke depan hingga tahun 2026.
Citi tidak segera menanggapi permintaan komentar atas keputusan PHK ini. Adapun berdasarkan dokumen pengajuan tersebut, PHK terakhir dijadwalkan pada bulan Juni.
CEO Citigroup Jane Fraser mengatakan pada bulan Januari lalu bahwa Citi telah memangkas 1.500 peran manajerial, yang mencakup 13% dari para pemimpin globalnya. Ia menambahkan, perubahan tersebut akan menghasilkan penghematan tahunan sekitar US$ 1 miliar.
Selain itu, Citi juga berupaya untuk meningkatkan keuntungan dan kinerja sahamnya, yang tertinggal dibandingkan para pesaingnya. Analis Wells Fargo Mike Mayo, yang menilai saham Citi sebagai pilihan utamanya, sebelumnya mengatakan bahwa tahun 2024 adalah bagian dari titik perubahan multi-dekade bagi bank tersebut.
Sepanjang tahun ini, saham Citi telah menguat hampir 23% pada penutupan minggu lalu, mengungguli rivalnya JPMorgan Chase (JPM.N), Bank of America (BAC.N), dan Wells Fargo (WFC.N). Indeks ini juga bernasib lebih baik dibandingkan indeks bank S&P 500 (.SPXBK), yang naik 14,4%.
Sebagai tambahan informasi, sebelumnya Citigroup telah mengumumkan akan memangkas sekitar 20 ribu pekerja dalam kurun waktu dua tahun ke depan. Saat ini jumlah pegawai Citi tercatat 239.000, artinya 8% akan dipangkas hingga 2026 mendatang.
Perusahaan mengakui akhir 2023 ini merupakan waktu yang kurang menggembirakan untuk perusahaan. Mulai dari kerugian perusahaan hingga US$ 1,8 miliar. Pergerakan harga saham yang kalah dibanding bank sejenis.
"Kuartal keempat (2023) jelas mengecewakan," kata Fraser kepada analis, dikutip dari Reuters, Minggu (14/1/2023).
Ruginya Citi disebabkan oleh biaya besar yang digelontorkan yaitu sekitar US$ 3,8 untuk biaya reorganisasi, cadangan devaluasi mata uang dan tidak stabilnya kondisi Argentina dan Rusia. Kemudian Citi juga harus membayar US$ 1,7 miliar untuk topup dana asuransi simpanan pemerintah.
Sebelumnya memang Citi telah memperkirakan jika mereka akan mengeluarkan biaya US$ 700 juta hingga US$ 1 miliar terkait biaya reorganisasi, termasuk pesangon pegawai yang sudah PHK sebelumnya. Menurut dia, pemangkasan pegawai ini tak akan berpengaruh pada pertumbuhan pendapatan perusahaan.
(kil/kil)