Utang Luar Negeri Melonjak
BI mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Februari 2024 mencapai US$ 407,3 miliar atau naik tipis 0,2% dibandingkan tahun sebelumnya.
Peningkatan tersebut terutama bersumber dari sektor publik, baik pemerintah maupun bank sentral.
"Perkembangan posisi ULN juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap beberapa mata uang global, termasuk Rupiah," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan tertulis.
Erwin mengatakan ULN pemerintah tetap terkendali dan dikelola secara terukur, efisien dan akuntabel. Posisi ULN pemerintah pada Februari 2024 tercatat sebesar US$ 194,8 miliar, tumbuh 1,3% (yoy) atau meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan 0,1% (yoy) pada bulan sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perkembangan ULN tersebut terutama disebabkan oleh penarikan pinjaman luar negeri, khususnya pinjaman multilateral untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek pemerintah," paparnya.
Sebagai salah satu komponen dalam instrumen pembiayaan APBN dan dalam rangka melanjutkan momentum pertumbuhan ekonomi, pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk mendukung upaya pemerintah dalam pembiayaan sektor produktif serta belanja prioritas.
ULN pemerintah diklaim tetap dikelola secara hati-hati, kredibel dan akuntabel untuk mendukung belanja, antara lain pada sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (21,1% dari total ULN pemerintah); Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (18,1%); Jasa Pendidikan (16,9%); Konstruksi (13,7%); serta Jasa Keuangan dan Asuransi (9,7%).
"Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98% dari total ULN pemerintah," ungkapnya.
(aid/ara)