Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan harga bawang merah bakal normal sekitar sebulan lagi. Arief mengatakan harga akan turun dalam kurun waktu 30-40 hari lagi.
Dia mengatakan harga bawang merah memang sedang meroket. Di tingkat petani rata-rata sudah mencapai Rp 30.000-35.000, kemudian di tingkat pasar induk mencapai Rp 45.000-50.000, nah di tingkat pengecer atau yang bersentuhan dengan konsumen rumah tangga sudah mencapai Rp 80.000 kilogram.
Padahal, menurut Arief, selama ini harga ideal bawang merah berada di kisaran Rp 30.000-40.000 per kilogram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bawang merah itu dalam 30-40 hari ke depan kondisinya akan kembali membaik," ungkap Arief di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2024).
Dia melanjutkan mahalnya bawang merah terjadi karena beberapa sentra produksi mengalami kebanjiran. Misalnya di sekitar Pantura hingga Demak yang mengalami banjir.
Hal ini membuat pasokan bawang merah menjadi berkurang, khususnya di Jakarta. Karena pasokan sedikit maka harga pun meroket.
"Di wilayah Pantura sampai dengan Demak, Nganjuk kemarin beberapa daerah memang 7.500 hektare itu terdampak banjir sehingga ada pengurangan proyeksi panen, maka meningkat harganya," kata Arief.
Arief mengatakan butuh waktu sebulan untuk menormalisasi harga bawang merah karena para petani baru saja memulai untuk menanam bawang merah usai banjir melanda.
"Butuh 30 hari karena kan baru bisa nanam lagi setelah banjir, Demak dan beberapa daerahnya itu kan semua Brebes segala sentra produksi," beber Arief.
Sementara itu untuk menjaga harga dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan fasilitasi distribusi pangan dari daerah-daerah produksi bawang merah lainnya ke Jakarta dan berbagai daerah yang kekurangan bawang merah.
"Kita penuhi dari sentra produksi yang over supply, dipindahkan dengan fasilitas distribusi pangan. Termasuk ke Kramat Jati," kata Arief.
(hal/hns)