Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono menceritakan masa-masa awalnya menjabat sebagai menteri. Katanya, dulu ia sempat diledek oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Ledekan itu berhubungan dengan sumbangsih Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) KKP kepada negara. Trenggono mengatakan, pada kala itu sumbangsihnya terbilang kecil, hanya di kisaran angka Rp 600 miliar.
"Saya waktu itu ditanya, diledek sama Menteri Keuangan (Sri Mulyani), itu PNBP-nya cuma Rp 600 miliar. Saya minta Rp 1 triliun aja deh. Wah kaget juga saya, saya cek semua. Ternyata memang bertahun-tahun paling tinggi (PNBP) 2020 itu Rp 600 miliar," kata Tornanda, dalam acara Indonesia Aquaculture Busines Forum 2024 kerja sama detikcom dengan KKP di Hotel Raffles Jakarta, Jakarta Selatan, Senin (29/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sana, KKP terus melakukan berbagai upaya perbaikan sistem untuk dapat menggenjot sumbangsih PNBP. Sampai akhirnya, Trenggono mengatakan, kontribusinya bisa tembus hingga Rp 1 triliun.
"Itulah mengapa kita naikkan terus sampai akhirnya kita bisa di atas Rp 1 triliun. Jadi peningkatannya cukup signifikan dan bahkan beberapa sektor meningkatnya di atas 100%," ujarnya.
Trenggono mengatakan, dirinya datang dari latar belakang pebisnis sehingga tatkala ia mendapat amanat sebagai Menteri KKP, dari posisi sebelumnya di Wakil Menteri Pertahanan mendampingi Prabowo Subianto, ia perlu banyak sekali belajar.
"Saya harus belajar 6 bulan kurang lebih di 2021. Yang saya pelajari tentu tugas utama KKP apa. Menyiapkan satu ekosistem, artinya menyiapkan regulasi yang mampu memicu pertumbuhan, intinya di situ," kata dia.
"Yang paling penting sebetulnya kan kalau di perusahaan, waktu saya di swasta kan harus punya core competence. Harus punya culture yang kuat lalu memiliki competence yang bagus. Jadi kira-kira daya saingnya apa. Sama saya pikir negara harus punya punya core competence. Indonesia di mana kekuatannya?," sambungnya.
Berangkat dari itulah, ia menyiapkan road map berisi lima poin utama untuk merealisasikan ekonomi biru. Strategi pertama yakni memperluas kawasan konservasi laut. Menurutnya hal ini dilakukan untuk menjaga populasi perikanan dan hayati yang dimiliki Indonesia.
Kedua, dia menyebutkan pentingnya untuk mengontrol penangkapan ikan di masa mendatang. Ketiga berupa pengembangan budidaya laut, pesisir, dan daratan yang berkelanjutan. Menurutnya, keberlanjutan merupakan hal penting untuk memastikan sektor tersebut bisa terus dimanfaatkan oleh generasi selanjutnya.
Keempat, pengawasan dan pengendalian kawasan pesisir serta pulau-pulau kecil. Terakhir, dia mengatakan pihaknya turut melibatkan nelayan untuk bersama melakukan pembersihan sampah plastik di lautan dan pesisir.
Di sisi lain, KKP juga tengah menggenjot kolaborasi dengan negara-negara tetangga. Salah satu yang tengah berjalan ialah kerja sama dengan negara Vietnam dari sisi pembudidayaan lobster.
"Kolaborasi. Contoh kita dengan Vietnam. Vietnam nggak punya bibit. Kita banyak sekali melimpah karena Tuhan memberikan. Kalau bisa kerja sama itu menjadi bersama-sama, bukan sendiri lagi. Vietnam punya kekuatan untuk melakukan pembesaran," ujar Trenggono.
"Contoh lain di budidaya udang. Vietnam sudah mampu melakukan budidaya per hektare produktivitasnya 80-100 ton. Kita masih 0,6 atau 1 ton. Bukan jauh, masih sangat tradisional. Kalahnya banyak, pakannya juga," pungkasnya.
Sebagai informasi, acara ini bisa disaksikan langsung secara live di sini.
Simak Video 'Sri Mulyani soal Tugas Bea Cukai: Kadang Ganggu Kenyamanan Masyarakat':