Inflasi Cekik Kantong Anak Muda, Harga Makanan Paling Menguras Dompet

Inflasi Cekik Kantong Anak Muda, Harga Makanan Paling Menguras Dompet

Lumongga Harahap - detikFinance
Sabtu, 11 Mei 2024 12:30 WIB
Ilustrasi harta atau mata uang India Rupee
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/pixelfusion3d
Jakarta - Anak muda Amerika mulai mengeluhkan dampak inflasi. Sekitar 54% di antara mereka mengatakan bahwa kenaikan biaya makanan yang paling terasa.

Hal ini ditemukan dari survei CNBC bersama Generation Lab terhadap 1.033 orang berusia 18 sampai 24. Dalam survei tersebut, responden mengatakan bahwa anggaran terbesar yang menguras kocek mereka adalah makanan, yakni 54%. Angka tersebut disusul dengan biaya sewa 22%, pengeluaran kebutuhan pribadi 10%, perawatan kesehatan 6%, dan utilitas 6%.

Meskipun inflasi secara keseluruhan mulai mereda sejak puncaknya di 9,1% pada Juni 2022, inflasi terus meningkat pada laju 3,5% tahun ke tahun pada Maret berdasarkan indeks harga konsumen AS.

Harga makanan menjadi hal yang paling mengkhawatirkan anak muda karena berdasarkan indeks harga konsumen nilainya meningkat sebesar 25% dalam empat tahun terakhir. Sementara itu, jenis kebutuhan lainnya meningkat sebesar 21%.

Meskipun pertumbuhan upah melampaui angka inflasi sejak awal 2023, ditemukan kenaikan harga bahan makanan dan makanan takeout selama empat tahun terakhir. Kedua harga ini sangat berpengaruh bagi kalangan berpenghasilan rendah, mengingat pekerja muda memiliki penghasilan yang relatif kecil karena baru memulai karir. Oleh sebab itu, biaya makanan mengambil porsi besar dalam pengeluaran mereka.

Selain itu, anak muda merasa resah dan tegang akibat biaya pinjaman yang meningkat. Berdasarkan survei Intuit Credit Karma, rata-rata saldo kartu kredit Generasi Z (kelahiran 1997-2012) dan milenial (kelahiran 1981-1996) meningkat 62% dan 50% antara Maret 2022 dan Februari 2024.

Carla Adams, perencana keuangan bersertifikasi di Michigan mengomentari soal ini. Menurutnya, cara masyarakat memangkas pengeluaran adalah dengan mengurangi makan di luar. Meskipun begitu, harga makanan tak lebih murah dibandingkan takeout sehingga banyak orang merasa terjepit akibatnya menyempitnya cara bertahan hidup

Oleh sebab itu, peningkatan biaya makanan mungkin sangat dirasakan setiap harinya dibandingkan dengan biaya sewa yang ikut meningkat secara drastis dalam empat tahun terakhir. Peningkatan harga tersebut memengaruhi bahan pokok murah, termasuk makanan cepat saji. Adams berpendapat bahwa harga saat ini melebihi tingkat inflasi keseluruhan.

"Setiap orang perlu makan setiap hari. Apa pun yang selangkah di atas ramen microwave adalah kegembiraan kecil yang dapat diakses oleh banyak orang tanpa merusak bank. Dan sekarang, pilihan itu sudah tidak banyak lagi," kata Adams kepada CNBC Make It. (eds/eds)


Hide Ads