Namun, tingkat pertumbuhan ekonomi ini masih belum cukup untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju pada 2045. Sebab untuk bisa mencapai Indonesia Emas 2045 tingkat pertumbuhan ekonomi harus berada di level 6-7%.
"Kita lihat untuk tumbuh kita harus tumbuh 6-7%, sekarag kita timbuh rata-rata 5% saja sudah salah satu terbaik di ASEAN dan G20," kata Airlangga Seminar ekonomi yang diselenggarakan di Kolese Kanisius, Jakarta Pusat, Sabtu (11/5/2024).
Untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi sebesar itu Indonesia perlu mendapat investasi yang lebih produktif baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Karena hal inilah pemerintah terus berupaya menjalin berbagai macam kerja sama dengan negara-negara lain.
"Bagaimana caranya? Ya kita bicara agar ivestasi kita lebih produktif, nah itu yang harus kita dorong. Salah satu tentu kita harus mendorong ekonomi kita lebih tranformatif, nah untuk bisa tranformatif itu kita menjalin kerja sama global," ucapnya.
"Indonesia sudah berhasil jadi tuan rumah G20, dan kita sangat dihormati dunia karena kita punya kemunngkinan soft power dalam G20. Karena kekuatan diplomasi internasional adalah kekuatan ekonomi. Kalau ekonomi kita kuat negara lain melihat kita," tambah Airlangga.
Di saat yang bersamaan Indonesia juga terus menjalin kerja sama dibidang ekonomi dengan membentuk blok-blok baru seperti Indo-Pacific Economic Framework (IPEF), Asia Zero Emission Community (AZEC), tergabung dalam Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), hingga Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dan Indonesia- Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA)
"Kita juga aktif dalam berbagai blok ekonomi. Antara lain dengan Amerika kita tanda tangan yang namanya Indo-Pacific Economic Framework (IPEF), ini akan ditangatangani tanggal 6 bulan depan. Dengan demikian kita tidak dianggap pro china, tapi kita juga valuenya sama dengan AS," ungkap Airlangga.
Kemudian kita punya transisi energi terhadap Asia Zero Emission Community, ini adalah penyediaan dana untuk transisi energi, kemudian kita masih finalisasi penandatanganan IEU-CEPA," jelasnya lagi. (hns/hns)