Badan Intelijen Kanada mewanti-wanti warganya yang menggunakan TikTok. Lembaga itu menuding data yang diperoleh dari aplikasi tersebut dapat digunakan oleh Pemerintah China.
"Jawaban saya sebagai direktur Badan Intelijen Kanada (CSIS) adalah ada strategi yang ditempuh Pemerintah China untuk memperoleh informasi pribadi dari siapapun di seluruh dunia," kata David Vigneault dikutip dari Reuters, Sabtu (18/5/2024).
Merespon hal tersebut, seorang juru bicara TikTok mengatakan tuduhan yang dilontarkan David tidak berdasar. Pernyataan tersebut dinilai tak didukung oleh bukti yang kuat.
"Faktanya, TikTok tidak pernah membagi data pengguna asal Kanada kepada Pemerintah China, dan tidak akan pernah memberikannya jika diminta," kata juru bicara yang namanya tidak disebutkan.
Juru bicara TikTok tersebut menjelaskan pihaknya bersedia bertemu dengan CSIS Kanada jika diperlukan. Termasuk untuk menjelaskan cara TikTok melindungi data penggunanya.
Pada September 2023, Kanada diketahui menginstruksikan evaluasi menyeluruh keamanan TikTok setelah mengumumkan rencana ekspansi bisnis di negara tersebut.
Lain Kanada lain pula dengan Amerika Serikat. Di 'Negeri Paman Sam', perusahaan induk TikTok yakni ByteDance, saat ini sedang menggugat pemerintah AS ke pengadilan federal untuk menghalau regulasi yang baru-baru ini diteken Presiden AS, Joe Biden.
Peraturan itu mewajibkan ByteDance melakukan divestasi saham Tiktok atau terpaksa diblokir dari negara tersebut. Undang-undang itu diteken Joe BIden pada 24 April, ByteDance pun diberi waktu sampai 19 Januari 2025 untuk menjual saham TikTok atau diblokir.
Simak juga Video: RUU Pemblokiran Diteken Joe Biden, TikTok Siap Melawan
(rrd/rir)