Atas masalah yang bertubi-tubi pada penerbangan haji Garuda tahun ini, Kementerian Perhubungan pun ikut turun tangan. Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Agama, Garuda Indonesia, dan semua pemangku kepentingan terkait masalah-masalah yang terjadi pada penerbangan haji.
Bahkan, pihaknya sempat memberikan teguran resmi tertulis pada Garuda Indonesia saat insiden percikan api muncul pada penerbangan haji Garuda di embarkasi Makassar beberapa waktu lalu.
"Ya sudah ada teguran, khususnya terkait permasalahan mesin pada pesawat GA 1105 tipe Boeing 747-400 beberapa waktu lalu. Permasalah lainnya juga dibahas bersama Kemenag dan stakeholders terkait," ungkap Adita ketika dihubungi detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal insiden terakhir yang terjadi di Solo, Adita bilang Kemenhub masih melakukan pemeriksaan. Bila memang ada masalah yang cukup besar, pihaknya akan memberikan teguran resmi ke Garuda. "(Insiden di Solo) Masih dalam pemeriksaan," pungkasnya.
Performa Garuda Indonesia dalam melayani penerbangan haji tahun ini memang kurang prima. Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra pun mengakuinya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VIII DPR.
"Tak dapat dipungkiri beberapa hari terakhir ini performance Garuda tidak sesuai harapan," beber Irfan dalam rapat yang dilakukan pada Senin (20/5/2024).
Salah satu masalahnya adalah tingkat ketepatan waktu yang belum maksimal. Data Kementerian Perhubungan, per 19 Mei 2024, on time performance (OTP) atau tingkat ketepatan waktu Garuda Indonesia dalam penerbangan haji tahun ini cuma mencapai 76,25% saja. Penerbangan haji sendiri dimulai pada 12 Mei 2024 yang lalu.
Tahun ini Garuda melayani sekitar 109.072 jemaah haji yang tersebar di 9 bandara embarkasi haji seluruh Indonesia. Ada 18 unit pesawat yang dioperasikan untuk penerbangan haji dengan rincian 10 milik sendiri dan sisanya pesawat sewa.
Lebih lanjut, berdasarkan data Kementerian Agama, hingga 19 Mei 2024 ada 38 penerbangan haji Garuda yang terlambat, 5 tepat waktu, dan 37 lebih cepat. Persentasenya, ada 47,5% penerbangan Garuda Indonesia yang terlambat, dengan keterlambatan paling lama sekitar 3,5 jam.
(hal/hns)