AS Diramal Jatuh ke Jurang Resesi!

AS Diramal Jatuh ke Jurang Resesi!

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Sabtu, 25 Mei 2024 16:54 WIB
NEW YORK, NEW YORK - OCTOBER 14: People walk outside The New York Stock Exchange (NYSE) in lower Manhattan on October 14, 2022 in New York City. Following more inflation concerns, the Dow Jones Industrial Average fell 403.89 points, or 1.34%, on Friday.  (Photo by Spencer Platt/Getty Images)
Ilustrasi.Foto: Getty Images/Spencer Platt
Jakarta -

Amerika Serikat (AS) diprediksi mengalami resesi ekonomi, paling cepat tahun ini. Kondisi ini disebabkan tingginya suku bunga yang memberikan tekanan pada konsumen dan perusahaan di AS.

Melansir dari Reuters, Sabtu (25/5/2024), Gundlach menyebut salah satu tanda-tanda munculnya masalah dalam perekonomian Negeri Paman Sam seperti meningkatnya jumlah masyarakat yang tunggakan kartu kredit. Selain itu data penjualan ritel yang terlihat semakin lemah menunjukkan kemungkinan kontraksi ekonomi lebih cepat terjadi dibandingkan risiko rebound inflasi.

"Ada banyak sinyal (AS akan masuk dalam jurang) resesi di luar sana. Ada lebih banyak yang tanda resesi dibandingkan inflasi," ujar Kepala Eksekutif Manajemen Investasi DoubleLine Capital, Jeffrey Gundlach saat berbicara di webinar yang diselenggarakan oleh David Rosenberg, dikutip dari Reuters.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gundlach juga memprediksi akan ada banyak perusahaan swasta yang mengalami gagal bayar utang. Karenanya ia menyarankan masyarakat untuk menjauhi pembelian obligasi (surat utang) atau investasi kredit di perusahaan dengan peringkat triple-C.

Khususnya mengenai kredit swasta, ia mengatakan bahwa investor yang mencari keuntungan lebih tinggi di pasar swasta dibandingkan pasar utang publik menghadapi risiko terjebak pada aset-aset yang tidak likuid jika terjadi perlambatan ekonomi yang tajam.

ADVERTISEMENT

"Tidak ada faktor yang membuat kredit swasta terlihat lebih baik daripada kredit publik pada saat ini. Ini lebih berisiko, tidak memberikan imbalan yang sama, ini adalah yang terburuk," jelas Gundlach.

Di sisi lain, ia mengatakan saat ini tingkat utang pemerintah AS sudah sangat besar dan menimbulkan adanya kekhawatiran atas melonjaknya pembayaran bunga utang pemerintah yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga.

Seiring berjalannya waktu, beban utang yang semakin besar itu juga bisa membuat pemerintah Negeri Paman Sam itu untuk merestrukturisasi utang mereka. Menurut Gundlach ini merupakan suatu hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Saya khawatir pemerintah federal mungkin terpaksa merestrukturisasi utang Departemen Keuangan," pungkasnya.

(hns/hns)

Hide Ads