Mimpi Besar Warga Tual dan 'Harta Karun' Laut yang Tersembunyi di Dalamnya

Mimpi Besar Warga Tual dan 'Harta Karun' Laut yang Tersembunyi di Dalamnya

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 05 Jun 2024 15:17 WIB
Desa Taar, Kota Tual, Maluku Tenggara, ditetapkan sebagai Kampung Perikanan Budidaya Teripang pertama di Indonesia pada 2023 lalu. Yuk lihat aktivitasnya.
Aktivitas Kampung Budi Daya Teripang Satu-satunya di RI/Foto: Shafira Cendra Arini
Tual -

Gema suara mesin perahu mengudara, susup di antara bilah akar mangrove dan muara sungai yang tenang. Sambut sang siang menghangat tatkala perahu berisi benih teripang itu mulai tiba di tempat pembudidayaan.

Aktivitas tebar benih teripang telah menjadi rutinitas bagi sebagian besar warga Desa Taar, Kota Tual, Maluku Tenggara. Bagaimana tidak, desa ini dikenal sebagai Kampung Perikanan Budidaya Teripang pertama di Indonesia, yang statusnya resmi ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada 2023 lalu.

Setidaknya, ada 1.000 benih teripang hasil budi daya siap untuk singgah di rumah barunya dalam penanaman kali ini. Satu mimpi besar pun membayangi para pembudidaya, yakni ekspor teripang hingga ke mancanegara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita berharap dengan Kampung Budidaya Teripang, nanti kita bisa mengekspor teripang. Tidak hanya pengepul, tapi paling kurang pengekspor yang ada di Jawa itu bisa lihat kemari dan kita bisa berhasil ekspor sendiri (ke luar negeri). Tinggal kita kontinuitas," kata Pitjont Tomatala, Pembudidaya Hatchery Teripang di Kota Tual, Maluku, Selasa (4/6/2024).

Menurutnya, teripang menjadi salah satu komoditas paling terkenal di Kepulauan Kei, Maluku. Dalam catatan sejarah VOC, pada 1850 teripang dalam bentuk kering di sana sudah dibawa ke China. Aktivitas itu pun berlanjut selama 35-36 tahun. Berangkat dari sanalah, masyarakat Taar mencoba mengoptimalkan 'harta karun' tersebut.

ADVERTISEMENT

Pitjont bersama rekan-rekan kelompoknya punya andil besar dalam mengelola tempat pengembangbiakan teripang. Dari hasil pengembangbiakan itu, mereka lanjut melakukan penebaran benih teripang di lautan. Setidaknya, proses penebaran benih itu dilakukan satu bulan sekali.

"Kita tebar itu satu kali minimal seribu. Bahkan kemarin kita tebar itu 1.900, karena sudah siap tebar. Ini 1.000 kita siapkan minimal itu biasanya. Kalau di laut ukuran begini itu mungkin minimal 9-14 bulan. 9-14 bulan baru kita bisa panen ukurannya 400 gram ke atas basah," jelasnya.

Desa Taar, Kota Tual, Maluku Tenggara, ditetapkan sebagai Kampung Perikanan Budidaya Teripang pertama di Indonesia pada 2023 lalu. Yuk lihat aktivitasnya.Desa Taar, Kota Tual, Maluku Tenggara, ditetapkan sebagai Kampung Perikanan Budidaya Teripang pertama di Indonesia pada 2023 lalu. Yuk lihat aktivitasnya. Foto: Shafira Cendra Arini

Langkah tebar benih di laut ini dilakukan sebagai bagian dari proses pembesaran ukuran teripang. Setidaknya, kelompoknya biasa menggunakan dua metode tebar benih, antara lain budidaya intensif dan sea ranching berbasisi kearifan lokal sasi.

Budi daya intensif sendiri dilakukan dengan meletakkan benih di dalam petak-petak budidaya berupa waring berukuran sekitar 30 x 20 cm. Sementara untuk sea ranching sendiri, bibit ditebar secara bebas di perairan dangkal yang tenang.

"Biarkan anak teripang itu di alam bertumbuh, nanti kita ngambil lagi (di waktu yang telah disepakati). Untuk memastikan anakan teripang itu tetap ada di situ, tidak diambil orang, kita pakai kearifan lokal kita, sasi. Sasi itu kearifan lokal yang sudah turun-turun ada di Maluku dan Papua. Jadi kalau sudah dilepas, ada aturan sasi, tidak boleh orang sembarang masuk untuk mengambil sesuatu di situ. Kalau ketahuan, ada sanksinya," jelasnya.

Desa Taar, Kota Tual, Maluku Tenggara, ditetapkan sebagai Kampung Perikanan Budidaya Teripang pertama di Indonesia pada 2023 lalu. Yuk lihat aktivitasnya.Desa Taar, Kota Tual, Maluku Tenggara, ditetapkan sebagai Kampung Perikanan Budidaya Teripang pertama di Indonesia pada 2023 lalu. Yuk lihat aktivitasnya. Foto: Shafira Cendra Arini

Namun sayangnya, hasil panen budi daya teripang di Taar terbilang masih sangat minim. Seiring dengan ditetapkannya Taar sebagai Desa Budidaya Teripang, KKP memberikan berbagai dukungan mulai dari alat transportasi, waring, hingga penyuluh yang kerap mendampingi pembudidaya.

"Dengan KKP masuk, teman-teman termotivasi untuk mau mengembangkan teripang. Penyuluh perikanan baik penyuluh yang ada di dinas, maupun yang di KKP itu juga sering ke lapangan untuk mendampingi teman-teman budidaya," kata dia.

Sementara itu, Penyuluh Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Frits Ricardo mengatakan, upaya pembudidayaan ini telah dilakukan sejak 2018 dan diinisiasi secara mandiri oleh masyarakat dengan berlatarkan potensi besar di Maluku. Adapun sebelumnya, masyarakat hanya mengandalkan penangkapan.

"Awalnya mereka ini kan cuman jadi penangkap. Penghasilannya itu tergantung dari cuaca, jadi kadang dapat, kadang nggak. Karena melihat kondisi dan situasi kayak gini, makanya saya harapkan buat dibudidayakan, ditambahkan, atau dibesarkan (ukurannya)," kata Frits.

Desa Taar, Kota Tual, Maluku Tenggara, ditetapkan sebagai Kampung Perikanan Budidaya Teripang pertama di Indonesia pada 2023 lalu. Yuk lihat aktivitasnya.Desa Taar, Kota Tual, Maluku Tenggara, ditetapkan sebagai Kampung Perikanan Budidaya Teripang pertama di Indonesia pada 2023 lalu. Yuk lihat aktivitasnya. Foto: Shafira Cendra Arini

Menurutnya, kesadaran masyarakat akan pentingnya budidaya teripang pun perlahan-lahan mulai tumbuh. Alhasil, setidaknya saat ini ada 9 kelompok budidaya teripang yang telah terbentuk. Harapannya, langkah ini bisa menjadi katalisator dari peningkatan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi Tual.

"Kayak di rumah nih, udah nggak ada beras, terus listriknya nggak ada, (pemasukan tidak menentu), mungkin anaknya nggak ada susu. Ya sudah kalau teripangnya itu yang sudah besar, diambil aja beberapa ekor, udah (menghasilkan pendapatan). Ambil lima, udah sekitar Rp 200-300 ribu sudah jadi," katanya.

Selain ikut dalam kelompok budidaya, sejumlah rumah di Kawasan pesisir dan muara juga melakukan pengembangan secara mandiri. Biasanya, teripang bisa dikonsumsi sendiri atau dijual dalam bentuk kering kepada pengepul. Tekstur kering ini bisa didapatkan melalui metode pengasapan. Untuk harganya, teripang berkualitas paling baik bisa dijual dengan harga Rp1,3-1,8 juta per kilogram. Sedangkan untuk yang paling murah, harganya berkisar antara Rp 300-400 ribu.

Lihat juga Video: Fantastis, Segini Jumlah Benih Lobster di Indonesia

[Gambas:Video 20detik]




(shc/ara)

Hide Ads