BUMN Karya Mau Dimerger, Ini Sederet Hal yang Harus Diperhatikan

BUMN Karya Mau Dimerger, Ini Sederet Hal yang Harus Diperhatikan

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 20 Jun 2024 15:29 WIB
Pasca Lebaran, proyek pembangunan sejumlah ruas tol kembali bergeliat. Salah satunya proyel pembangunan Tol Becakayu Seksi 2A.
Ilustrasi/Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Pemerintah berencana mengintegrasikan tujuh BUMN karya. Dalam integrasi ini, sejumlah hal perlu diperhatikan pemerintah.

"Memang sudah sepatutnya dikonsolidasikan. Kenapa? Karena semuanya bermain pada wilayah yang sama, sehingga ada kanibalisme, predatory pricing," kata Pengamat BUMN dari Datanesia Institute, Herry Gunawan dalam keterangan tertulis, Kamis (20/6/2024).

Herry mengingatkan agar rencana integrasi tersebut harus berorientasi jangka panjang, bukan hanya semata-mata menuntaskan permasalahan yang ada sekarang. Ia mengatakan, yang dilakukan pemerintah sekarang kesannya hanya sekadar menyelamatkan perusahaan yang kondisinya sedang tidak baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena punya beban, kewajiban yang begitu besar kemudian ditempelkan ke perusahaan yang relatif sehat," ungkapnya.

"Pemerintah sudah punya pengalaman, coba berapa integrasi yang sudah dilakukan pemerintah. Benchmarking pada integrasi yang sukses, jangan mengulang kesalahan pada integrasi yang sampai sekarang masih menimbulkan masalah," sambung Herry.

ADVERTISEMENT

Adapun skema integrasi yang direncanakan pemerintah mencakup penggabungan, pertama PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan PT Brantas Abipraya (Persero) dan PT Nindya Karya (Persero). Ketiga perusahaan akan bergabung dengan fokus pada proyek pembangunan air, rel kereta api, dan sejumlah konteks lain.

Selanjutnya adalah integrasi antara PT Hutama Karya (Persero) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Integrasi Hutama Karya dan Waskita diharapkan dapat meningkatkan fokus perseroan terhadap proyek pembangunan jalan tol, jalan non-tol, dan bangunan kelembagaan.

Sementara skema ketiga, integrasi direncanakan terjadi antara PT PP (Persero) Tbk dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Integrasi kedua perseroan akan berfokus untuk menggarap pelabuhan laut, bandar udara, rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC), dan bangunan hunian (residensial).

Herry melihat aspek investor, kreditur, dan pemegang saham harus dipertimbangkan secara serius dalam strategi integrasi yang dilakukan BUMN Karya. Herry mengambil contoh pada kluster integrasi Adhi Karya, Brantas Abipraya, dan Nindya Karya. Ia mengungkapkan agar jangan sampai ada salah tunjuk nakhoda integrasi, karena investor, kreditur, dan pemegang saham itu basisnya adalah reputasi, kredibilitas dan kepercayaan.

"Pertanyaannya sederhana, siapa yang kenal dengan Abipraya dan Nindya? Tapi dengan ADHI orang sudah kenal," ungkap Herry.

Simak juga Video: Gerindra soal Dua Kadernya Jadi Komisaris BUMN: Cek Saja Keilmuannya

[Gambas:Video 20detik]




(acd/ara)

Hide Ads