Pengembangan UMKM Lewat Program SRC dan SETC
Lebih lanjut, ia menyebutkan program SRC dan SETC merupakan bagian dari Payung Program Keberlanjutan perusahaan 'Sampoerna untuk Indonesia'. Melalui kedua program tersebut, Sampoerna memberikan dukungan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan SDM bagi pelaku UMKM agar bisa naik kelas, baik di dalam negeri maupun untuk ekspor produknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, program-program Sampoerna sejalan dengan kebijakan strategis pemerintah. Ia pun menilai pengembangan SDM merupakan kunci penting dalam membentuk UMKM yang mandiri, produktif, dan berdaya saing.
Ivan menjelaskan SETC merupakan program kewirausahaan terintegrasi yang telah hadir sejak tahun 2007 dan telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 72.000 peserta dari seluruh Indonesia. Program ini memberikan pendampingan komprehensif serta pengembangan kapasitas untuk pelaku UMKM dari berbagai bidang usaha, seperti agribisnis, makanan dan minuman, hingga penyedia jasa secara digital.
SETC menyediakan berbagai pembinaan, mulai dari menjadi pusat pelatihan pendampingan, sarana mengembangkan jejaring pemasaran, hingga membuka pintu untuk ekspor produk UMKM binaannya. Program SETC juga memiliki fasilitas pelatihan DI Pasuruan, Jawa Timur, yang menjadi sarana pendukung di lahan seluas 27 hektare yang pengelolaannya bekerja sama dengan IPB Consulting.
Selain itu, SETC berupaya meningkatkan literasi digital melalui berbagai pelatihan digitalisasi terhadap pelaku UMKM. UMKM bisa mengikuti pelatihan pemasaran platform digital hingga penerapan sistem pembayaran digital.
"Melalui program SETC, beberapa UMKM binaannya telah mengikuti business matching untuk ekspor, ada juga yang berhasil unggul di kompetisi global. Pencapaian ini kami harap dapat berkontribusi dalam upaya Pemerintah dalam hal peningkatan ekspor, termasuk produk UMKM," tutur Ivan.
Sementara itu, program SRC telah dijalankan Sampoerna sejak tahun 2008 dengan membina lebih dari 250.000 toko kelontong yang tersebar di seluruh Indonesia. Melalui program ini, anggota SRC dibekali program pemberdayaan yang terintegrasi, mulai dari edukasi dan pendampingan langsung di toko serta manajemen keuangan, pengembangan bisnis, dan digitalisasi melalui Ekosistem Digital AYO by SRC.
Toko-toko SRC juga memiliki 'Pojok Lokal', yaitu area di dalam toko yang didedikasikan untuk menjual produk-produk UMKM dari masyarakat sekitar. Melalui area ini, toko SRC turut berkontribusi dapat meningkatkan perekonomian daerah di sekitarnya.
"Melalui program SRC, pelaku usaha toko kelontong memiliki daya saing dan memanfaatkan digitalisasi guna memajukan usaha mereka. Nah, acara "Pesta Rakyat UMKM untuk Indonesia" tentu menjadi kesempatan baik bagi pelaku UMKM untuk meningkatkan kemampuan sekaligus menambah semangat untuk #JadiLebihBaik yang juga adalah tagline SRC," ujar Ivan.
Sebagai informasi, selama 16 tahun SRC berhasil membangun ekosistem usaha toko kelontong secara offline dan online yang didukung oleh ekosistem digital AYO by SRC. Berdasarkan Laporan Riset Kompas Gramedia (KG) Media Tahun 2023, total omzet SRC tercatat sebesar Rp 236 triliun per tahun atau setara 11,36% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) retail nasional pada tahun 2022. Selain itu, 90% toko SRC sudah mengadopsi digitalisasi melalui ekosistem digital AYO by SRC serta 51% toko SRC turut membuka lapangan pekerjaan baru melalui penambahan karyawan.
Simak Video "Kala Sandiaga Uno Apresiasi UMKM Gorontalo"
[Gambas:Video 20detik]
(akn/ega)