Pemerintah mewacanakan pembentukan Wealth Management Consulting (WMC) atau family office di Tanah Air. Fasilitas tersebut dapat memungkinkan orang-orang kaya di dunia untuk menanamkan uangnya di Indonesia tanpa terkena pajak.
Meskipun demikian, sejumlah ekonom mewanti-wanti pembentukan family office, fasilitas tersebut diduga dapat memicu tempat pencucian uang seperti yang terjadi di Singapura, salah satunya Ekonom Senior INDEF Faisal Basri.
Ketika dikonfirmasi soal rencana pemerintah untuk membentuk family office, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, irit berkomentar. Ketika ditanya lebih rinci soal hal tersebut, Airlangga hanya mengaku perlu mempelajari hal tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya masih perlu belajar," kata Airlangga di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Selasa (9/7/2024).
Airlangga tidak menanggapi pertanyaan lain yang dilontarkan. Ia langsung berjalan masuk ke mobil dinasnya.
Berdasarkan catatan detikcom, Ekonom Senior INDEF Faisal Basri mengatakan pembentukan family office dapat memicu tempat pencucian uang seperti yang terjadi di Singapura. Faisal menjelaskan di negara tersebut yang mempunyai hukum baik saja menahan diri untuk membuat family office karena Singapura tidak mau dipandang sebagai negara tempat cuci uang.
"Cukup banyak family business office itu menjadikan Singapura buat cuci uang. Jadi, mereka sekarang lebih ketat. Di Singapura yang hukumnya bagus segala macam saja, sekarang menahan diri, menciptakan (family office) karena dia tidak mau lagi diperlakukan atau di-image-kan sebagai negara tempat cuci uang," kata Faisal saat ditemui di Jakarta, Kamis (4/7/2024).
Di sisi lain, Faisal tidak melihat manfaat adanya family office di Indonesia. Dia menilai rencana tersebut tidak berdampak pada pendapatan negara lantaran tidak dipajaki. Selain itu, dia juga tidak melihat family office dapat mengatasi sederet permasalahan yang sedang terjadi, seperti perlambatan industri hingga dapat memberdayakan sumber daya manusia (SDM).
"Pendapatannya apa? Kan nggak dipajaki biasanya. Terus uangnya dia remote. Jadi, makin nggak relevan. Tujuannya apa, menambah cadangan devisa? Nggak, nggak menambah cadangan devisa ya. Artinya, dia bawa uang, hari ini, besok dia bisa transfer ke mana aja, kapan saja. Saya nggak begitu paham," jelasnya.
Rencana pembentukan family office pertama kali digaungkan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Salah satu alasan ia mengusulkan pembentukannya adalah populasi orang kaya di Asia meningkat pesat selama 5 tahun ke depan.
Menurut data dari The Wealth Report, populasi individu super kaya raya di Asia diperkirakan akan tumbuh sebesar 38,3% selama periode 2023-2028. Peningkatan jumlah aset finansial dunia yang diinvestasikan di luar negara asal juga diproyeksikan akan terus meningkat.
"Berangkat dari tren tersebut, saya melihat adanya kesempatan bagi Indonesia untuk menarik dana-dana dari family office global," ujar Luhut dikutip dari video dalam Instagramnya @luhut.pandjaitan, Senin (2/7/2024).
(ara/ara)