Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas dengan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan pertemuan empat mata di Kantor Kementerian Perdagangan. Pertemuan itu kabarnya telah dilakukan sejak pukul 10.00 WIB hingga kurang lebih 11.10 WIB.
Zulhas mengatakan dalam pertemuan itu hal yang dibahas adalah terkait Satuan Tugas (Satgas) impor ilegal. Selain itu, keduanya juga membahas terkait pelabuhan ekspor impor di Jawa yang disebut mengalami kelebihan dari kedatangan barang.
"Satgas nanti akan diumumkan, nanti pengarah saya, Menteri Perindustrian, Menteri Keuangan, Kapolri dan Jaksa Agung, itu nanti pelaksanaannya eselon I. Kedua tadi juga ada hal yang menarik kami punya kesepahaman dibahas lebih lanjut di pelabuhan di Jawa ada over capasity, ada kendala, nah untuk 7 item diputuskan ratas, TPT, produk tekstil lainnya, elektronik, keramik, beauty, kalau memang di sini over maka bagusnya 7 item ini impornya melalui pelabuhan-pelabuhan di luar jawa," jelas dia ditemui di Kementerian Perdagangan, Jumat (19/7/2024).
Dalam kesempatan itu, Agus juga mengatakan telah melakukan pertemuan dengan Zulhas secara empat mata. Ia mengatakan dirinya dengan Zulhas banyak berdiskusi secara dalam terkait permasalahan dari importasi.
"Saya sepenuhnya mendukung tadi sepakat, kami ada pembicaraan empat mata antara saya dengan pak Mendag. Banyak sekali yang dibahas antara kami berdua, sebagai bagian dari pemerintah kita sama sama melihat mendukung industri manufaktur Indonesia sebagian penopang sebagai ekonomi bangsa," kata dia.
Dia pun mendukung adanya pembentukan Satgas impor ilegal untuk memberantas barang ilegal yang banjir di pasaran. Agus menyebut dia dengan Zulhas juga telah mengetahui bagaimana barang-barang impor ilegal itu bisa masuk ke Indonesia.
"Oleh sebab itu kami berdua melakukan diskusi yang cukup dalam, dengan suasana yang hangat. Itulah yang disepakati bahwa pembentukan satgas untuk memberantas barang-barang impor ilegal itu suatu hal yang sangat penting dan itu kami di Kemenperin mendukung. Kami berdua kebetulan memetakan bagaimana barang-barang impor itu bisa masuk ke Indonesia. Itu sudah kami petakan dan sudah tahu," jelas dia.
(ada/fdl)