Begini Simulasi Penyebaran Pupuk Pakai Drone di Merauke yang Ditinjau Jokowi

Ilyas Fadilah - detikFinance
Rabu, 24 Jul 2024 08:52 WIB
Foto: Presiden Jokowi di Papua (Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke Desa Telaga Sari, Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, Selasa (23/7). Jokowi meninjau langsung simulasi penggunaan teknologi pesawat nirawak atau drone dalam penyebaran pupuk di hamparan sawah seluas 40.000 hektare (ha).

Simulasi drone tabur pupuk tersebut merupakan salah satu bentuk implementasi dari konsep pertanian pintar (smart farming). Roni, Kepala Balai Pelatihan Pertanian menyebut bahwa pertanian pintar berbasis internet of things, yang mana segala keputusan dieksekusi menggunakan jaringan internet.

"Lalu untuk mewadahi itu kita buat bahas pemrogramannya bahasa Android sehingga bisa di handphone," ujar Roni dalam keterangannya, Rabu (24/7/2024).

Roni juga mengatakan bahwa smart farming memiliki banyak manfaat nyata bagi para petani. Mulai dari pengendalian jarak jauh, automatic weather station, mengetahui suhu udara, curah hujan, kelembaban arah angin, kecepatan angin, sinar matahari, fluktuasi dan lainnya.

"Dengan menggunakan smart farming, kita melaksanakan kegiatan penyiraman itu ada kontrol namanya kelembaban tanah, batasnya itu 30%. Di bawah itu berarti tanah kering, siram. Kalau 30% ke atas tanah itu basah, tidak perlu disiram. Begitu juga pupuk eksekusi kita masukan ke program kita lalu bisa dieksekusi di hp," jelasnya.

Tenang Wibowo, salah satu petani yang telah merasakan perbedaan yang cukup signifikan setelah menggunakan konsep pertanian pintar. Menurut Tenang, melalui konsep pertanian tersebut, ia dan para petani lainnya mendapatkan potensi hasil pertanian yang lebih baik.

"Alhamdulillah setelah ada kegiatan ini, kami belajar sehingga dengan ini bedanya untuk produksi lebih bagus. Kalau kami dulu satu hektare mentok biasa cuma dapat 80-90 ikat karung, kalau dengan begini (smart farming) alhamdulillah bisa naik sampai 120-130 ikat," ujar Tenang.

Tenang juga berharap pemerintah dapat lebih memperhatikan pompanisasi bagi para petani. Tenang menyebut pompanisasi saat ini masih belum mencukupi kebutuhan para petani.

"Alhamdulillah sudah ada (pompanisasi), tapi memang kebutuhan kami di sini untuk 1000-an hektare. mudah-mudahan ke depannya semua petani bisa merasakan itu," tutup Tenang.




(ily/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork