Menolak Bansos
Kini di samping rumahnya, ada sebuah gubuk kecil yang dibangun oleh PT. Pertamina Hulu Rokan Zona 4 Limau Field. Di sini, puluhan botol cairan agen hayati dan pupuk cair organik diproduksi dan disimpan. Di sini juga menjadi tempat untuk mengadakan pertemuan dan belajar bersama bagi para petani yang ingin mengubah sistem pertaniannya menjadi sistem organik. Khairil senang membagikan ilmunya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, di samping rumahnya, hamparan kebun jeruk berbuah sepanjang tahun. Tamu yang datang bisa menikmati dan memetik langsung dari kebun. Bulan Juni mendatang, kebun Khairil dibuka menjadi wahana petik buah jeruk. Dari pertanian organik yang bisa memasok jeruk sepanjang tahun, ia bisa membuka usaha wisata petik buah. Ia mendapat pemasukan baru yang berharap bisa dicontoh oleh petani yang lain.
Di samping kebun, ada beberapa ekor kambing sebagai tabungan sekaligus penghasil pupuk. Kambing-kambing itu pun bertambah satu demi satu.
"Pertamina masuk ke Musi Rawas tahun 2018. Saat itu sebenarnya untuk pembuatan embung," kata Khairil. Pertamina memfasilitasi pembangunan embung sebab di kawasan ini terjadi kekeringan bila musim kemarau. Ada beberapa embung dibangun namun sempat terhenti saat Covid.
Sebelum program embung, Pertamina sudah membantu petani jeruk di Air Talas dengan memberikan bantuan bibit jeruk yang tahan CVPD pada tahun 2016. Bibit yang bersertifikat dan unggul sehingga membantu petani dalam budidaya.
Selanjutnya, tahun 2023, ketika melihat kegigihan Khairil, Pertamina pun memberikan dukungan untuk Kelompok Tani Tunas Hijau dalam pengembangan pertanian organik.
"Kami memberi bantuan karena sudah ada inisiatif, tidak dari nol. Sifatnya hanya fasilitator," kata Dedo Kevin Prayoga, Community Development Officer PT. Pertamina Hulu Rokan Zona 4 Limau Field. Dukungan ini menjadi akselerator untuk pengembangan, aktor utama tetap masyarakat sehingga masyarakat menjadi kreatif dan mandiri.
Menurut Dedo, Pertamina memberikan dukungan berupa sosialisasi hingga pembetukan Satgas Pengendalian Hama Terpadu. Juga dalam hal kelembagaan, menfasilitasi pembentukan Kelompok Tunas Hijau yang beranggotakan para petani jeruk.
Kini, menurut perhitungan Khairil, pertumbuhan para petani organik selama setahun sudah mencapai 12 orang dari Khairil sendirian yang bertahan. Dari 12 orang tersebut, beberapa orang pun sudah ada yang menjadi trainer dan menjadi produsen pengendali hayati. Bila dihitung luas kebun semi organik mencapai 28hektar-30hektar.
Hal yang menggembirakan, Khairil pun sudah berani menolak Bansos untuknya sebab ia merasa sudah tidak berhak lagi menerima Bansos. Ia berharap bisa dialihkan pada orang yang lebih membutuhkan.
"Di Air Talas ini angka penerima Bansos tinggi, angka kemiskinan tinggi. Saya berharap pada teman-teman Pertamina, tahun 2024 ini, untuk lebih banyak membuat demplot pertanian organik. Harapannya, bisa menurunkan angka penerima bansos," harap Khairil. Dia sangat percaya bahwa desanya sebenarnya sangat kaya, asal tahu cara mengolah tanahnya.
(mpr/ega)