Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menanggapi realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 yang mencapai 5,05% (year on year/yoy). Capaian itu dinilai terjaga positif saat situasi ekonomi global masih stagnan lemah.
"Ekonomi Indonesia terjaga positif di tengah situasi ekonomi global yang masih stagnan lemah. Kemarin (5/8) @bps_statistics mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Q2 2024 mencapai 5,05% (yoy). Indonesia juga menjadi salah satu negara yang mampu tumbuh di atas 5% di tengah concern perlambatan pada ekonomi Tiongkok dan AS," kata Sri Mulyani dalam unggahan di Instagram resminya, Selasa (6/8/2024).
Sri Mulyani membandingkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan beberapa negara mitra dagang utama pada kuartal II-2024, di mana Tiongkok hanya tumbuh 4,7% (yoy), Amerika Serikat 3,1% (yoy), Korea Selatan 2,3% (yoy), dan Singapura 2,9% (yoy). Indonesia kalah dari Malaysia yang mampu tumbuh 5,8% (yoy).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah akan terus mewaspadai berbagai risiko global ke depan dan melakukan penguatan fundamental ekonomi melalui transformasi ekonomi, penguatan ketahanan pangan, pengembangan energi terbarukan, hilirisasi, peningkatan produktivitas tenaga kerja, serta perbaikan iklim investasi dan bisnis," beber Sri Mulyani.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi RI Masih Betah di 5% |
Sri Mulyani menyebut perekonomian Indonesia masih terjaga baik ditopang oleh investasi yang tumbuh 4,43% (yoy), ekspor tumbuh 8,28% (yoy), dan konsumsi rumah tangga tumbuh 4,93% (yoy) karena daya beli masyarakat tetap terjaga.
Menurutnya, kinerja pertumbuhan ekonomi yang resilien telah memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. Hal itu terlihat dari tingkat pengangguran Indonesia pada Februari 2024 yang turun menjadi 4,82%, dari 5,45% pada 2023.
Selain itu, tingkat kemiskinan juga disebut terus menurun menjadi 9,03% dari 9,36% di 2023. Penciptaan lapangan kerja di 2024 mencapai 3,55 juta orang, meningkat dari sebelumnya 3,02 juta orang.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2024 terjadi di seluruh wilayah Indonesia dengan wilayah Maluku dan Papua mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi sebesar 8,45% (yoy), ditopang kebijakan hilirisasi mineral. Sementara itu, Kalimantan konsisten berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,22% (yoy), didorong pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
"APBN #UangKita terus dioptimalkan untuk menjaga stabilitas dan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia," ucap Sri Mulyani.
(aid/rrd)