Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menyebut pengusaha lokal mulai menjual barang impor lantaran harganya jauh lebih murah. Mengatasi hal tersebut, Kemenkop UKM tengah menggodok konsep untuk menghadapi serbuan barang impor.
Mulanya, Pelaksana Tugas Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKop UKM), Temmy Setya Permana mengatakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal kemungkinan besar dapat terjadi karena industri dalam negeri memasuki fase deindustrialisasi.
Fase tersebut dapat memicu fenomena margin hunter yang ditandai dengan pelaku usaha yang enggan berinvestasi untuk membuat pabrik baru dan memilih menjual barang impor karena harganya lebih murah. Selain itu, fenomena itu juga membuat pelaku usaha kelas mikro semakin menjamur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dibiarkan, pasti (PHK massal). Makanya kalau nanti tiba-tiba usaha mikro semakin banyak, saya nggak heran. Kenapa? Orang nggak punya pekerjaan formal, mau tidak mau harus berusaha. Salah satu cara ya tadi usaha mikro berjualan," kata Temmy di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (7/8/2024).
Temmy menjelaskan, untuk menciptakan lapangan pekerjaan tidak bisa sendirian karena perlu kolaborasi antar pihak terkait, termasuk pelaku usaha lain seperti asosiasi.
Pihaknya tengah menggodok konsep One Brand Indonesia agar semua pelaku usaha di bidang fesyen dapat bergabung dalam satu merek. Langkah ini juga sejalan dengan komitmen pihaknya untuk menekan serbuan barang impor yang semakin masif.
"Menghadapi serbuan impor luar yang memang masif, luar biasa, kita harus bergabung. Kami punya konsep namanya One Brand Indonesia, ya. Tunggu tanggal mainnya aja, kita lagi matangin konsepnya dulu. Persis sama seperti Made in Indonesia, cuma kami ambil piloting untuk di fesyen dulu," imbuhnya.
Dia menjelaskan, One Brand Indonesia itu juga sebagai upaya meningkatkan kualitas. Untuk menuju ke sana, pihaknya masih membutuhkan waktu hingga tiga bulan untuk mematangkan konsepnya.
"Kita kurasi, kita ramai dari pembelian bahan, kita berikan suplai bahan bakunya, jahitnya yang bagus, modelnya yang kekinian, jadi memastikan bahwa semua produk dari Obi ini akan memiliki kualitas, kualitas yang baik, dan itu memang sudah dikurasi oleh kami, oleh Kemenkop UKM dan SMESCO, dengan nanti sekolah di lain. Beri saya waktu tiga bulan lah, kita matangin konsepnya," imbuhnya.
(ara/ara)