Dikelola Warlok-WNA, Menginap di Pulau Kecil Sumatera Ini Rp 15 Juta/Malam

Dikelola Warlok-WNA, Menginap di Pulau Kecil Sumatera Ini Rp 15 Juta/Malam

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 08 Okt 2024 08:26 WIB
Pulau Pribadi di Bahama
Ilustrasi/Foto: Christie's Real Estate
Jakarta -

Indonesia terkenal sebagai negara kepulauan. Bukan hanya pulau besarnya saja yang banyak, jumlah pulau kecil yang hampir tidak berpenghuni juga cukup banyak.

Contohnya banyak pulau kecil di Kepulauan Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh. Salah satu pulau kecil di kawasan itu kini menjadi destinasi wisata yang dikelola oleh masyarakat setempat dan warga negara asing (WNA).

Pulau itu adalah Pulau Pinang. Pulau kecil itu hanya seluas 50 hektare (Ha). Meski luasannya kecil, tetapi memiliki keindahan dan keasrian yang sangat memikat hati para wisatawan asing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menawarkan destinasi alam yang indah dan serasa pulau pribadi, menginap di Pulau Pinang ini ditawarkan US$ 1.000 per malam untuk tamu hanya 8 orang atau maksimal 12 orang saja.

"Nikmati pulau pribadi Anda dengan tarif tetap US$ 999 untuk maksimal 8 tamu. Biaya tambahan berlaku untuk rombongan lebih dari 8 orang, dengan maksimal 12 tamu," tulis keterangan di laman resmi Pinang Island, dikutip Selasa (8/10/2024).

ADVERTISEMENT

Pulau Pinang baru dibuka untuk wisatawan umum baru dua tahun yang lalu. Pulau tersebut saat ini dikelola oleh masyarakat sekitar dan empat WNA yang berasal dari Republik Ceko.

Pulau Ditemukan WNA

Empat WNA asal Republic Ceko, bernama Tomas, Stephan, Martin, dan Richard. Tomas adalah orang pertama di antara mereka yang menemukan Pulau Pinang. Sebagai seorang konservasionis yang berdedikasi, ia telah berkampanye untuk perlindungan tempat bertelur penyu di Pulau Bangkaru dan mulai mensurvei tempat-tempat di bagian lain Kepulauan Banyak.

Saat meliau Pulau Pinang, Tomas langsung terpesona oleh keindahannya dan keyakinannya bahwa ia harus menghentikannya agar tidak menjadi sekadar perkebunan kelapa sawit.

Dengan tujuan ini, ia meminta bantuan teman lamanya, Stephan, seorang fotografer kawakan yang memahami budaya dan bahasa Indonesia. Stephan pun bergabung sebagai mitra dan bekerja sama dengan pemilik lahan untuk mendapatkan hak administratif atas pulau tersebut, serta membantu merekrut penduduk lokal.

Untuk mengembangkan pulau tersebut dengan cara yang bertanggung jawab secara ekologis dan membagikannya kepada dunia, Tomas meminta bantuan Martin, Martin, Richard.

Selama setahun mereka mendiskusikan keputusan untuk mengelola Pulau Pinang dengan dua keluarga yang ada di pulau tersebut. Keempatnya menandatangani sewa selama 50 tahun untuk membuat resor ekologi kecil di pulau itu.

Hanya dengan dana pribadi mereka, mulailah dibangun resor. Karena ingin mempertahankan keasrian, resor juga dibangun menggunakan kayu yang bersumber dari daerah setempat.

Tak lupa untuk aliran air bersih, mereka menggali sumur untuk mengakses air tawar dan memasang panel surya untuk listrik. Mereka kemudian membangun tempat tinggal staf, ruang komunal di tepi pantai, dan empat penginapan lagi, yang jika digabungkan dapat menampung 12 orang.

Mereka juga membangun kebun buah dan sayur yang sejalan dengan vegetasi alami pulau itu. Pulau yang sebelumnya seperti tidak berpenghuni itu menerima tamu pertamanya yang membayar dua tahun lalu.

"Sebelum kami datang ke Pinang, hampir tidak ada apa pun di pulau itu, jalan setapak kecil di sekitarnya, bungalow yang runtuh, dan ladang kecil. Itu benar-benar hutan belantara yang belum diganggu oleh manusia," kata Kvech dikutip CNBC Travel, Selasa (8/10/2024).

"Kami berusaha untuk mengganggunya sedikit demi sedikit. Itu adalah pulau yang sangat indah dan kami tidak ingin merusak alam yang masih asli, jadi tempat kami hanya menempati satu atau dua persen darinya. Ada rawa-rawa, hutan bambu, pohon kelapa, bukit-bukit. Ada kepiting pertapa, kadal, dan ular pohon karet. Hutannya sangat aktif," tambahnya.

Biaya Menginap

Sejak dibuka untuk umum dua tahun lalu, Pulau Pinang telah menyambut 100 tamu dan telah menjadi tujuan yang menarik peselancar. Mereka juga menerima minat dari kelompok lain, mulai dari penulis hingga seniman bela diri, DJ hingga tukang kebun.

Biaya menginap di pulau itu US$ 999 per malam untuk delapan orang. Jika tambah empat tamu dapat menginap dikenakan US$ 125 per orang per malam.

Tarif tersebut mencakup semua makanan, pembersihan harian, penggantian handuk dan sprei mingguan, penerimaan satelit Starlink dan Wi-Fi 4G

Selain itu tarif juga termasuk berbagai aktivitas seperti snorkeling, memancing, stand-up paddle boarding, dan kayak.

Dengan tambahan biaya US$ 500 per malam, para tamu dapat mengikuti perjalanan selancar berpemandu ke tempat-tempat seperti Bay of Plenty, atau ke Bangkaru dan pulau-pulau terdekat lainnya.

Cara Menuju Pulau Pinang

Untuk wisatawan, bersiap-siap untuk melakukan perjalanan yang cukup jauh. Jika wisatawan asing bisa melakukan penerbangan jarak jauh dari kota besar ke Singapura atau ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur.

Dari sana, penerbangan singkat ke Medan, ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia, banyak pengunjung memilih untuk bermalam. Keesokan paginya, para tamu menaiki penerbangan lain ke kota Singkil, di provinsi Aceh, Indonesia.

Perjalanan terakhir adalah perjalanan perahu selama satu setengah jam ke Pulau Pinang.

(ada/rrd)

Hide Ads