Co-Founder Tumbuh Makna, Benny Sufami, menilai justru dinamika global yang akan terjadi dapat mendorong banyak peluang. Ia menyebut bahwa ketidakpastian global akibat skenario kebijakan Trump tentunya perlu disikapi dengan bijak dengan mendorong perencanaan yang strategis, salah satunya melalui diversifikasi portofolio.
"Investor perlu mendiversifikasi aset ke instrumen aset kelas pendapatan tetap atau obligasi. Ini penting untuk menghadapi volatilitas pasar akibat kebijakan proteksionisme," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Benny, salah satu dampak kebijakan Trump adalah pergeseran rantai pasok global. Hal ini membuka peluang bagi sektor manufaktur dan ekspor Indonesia. Ia menambahkan, produksi yang sebelumnya terpusat di China kini mulai berpindah ke negara lain, termasuk Indonesia.
Investor bisa fokus pada emiten yang berorientasi ekspor dengan prospek pasar ke Amerika Serikat atau mitra dagang lainnya. Namun, Benny mengingatkan bahwa kesiapan infrastruktur dan daya saing Indonesia perlu terus ditingkatkan agar peluang ini dapat dimanfaatkan secara optimal.
Ia juga menyoroti risiko yang muncul dari penguatan dolar AS, yang dapat berdampak pada nilai tukar rupiah dan sektor berbasis impor. Selain itu, kebijakan fiskal dan moneter Amerika Serikat diprediksi akan memicu sulitnya mencapai target inflasi 2% di negeri Paman Sam tersebut, yang pada akhirnya bisa mempengaruhi kebijakan suku bunga di Indonesia.
"Berkurangnya potensi penurunan suku bunga di dalam negeri menjadi risiko bagi beberapa sektor. Oleh karena itu, investor disarankan untuk mengalokasikan aset pada instrumen pendapatan tetap," ujar Benny.
Meski menghadapi ketidakpastian global, Benny melihat peluang besar di sektor domestik, terutama di bidang infrastruktur, digitalisasi, dan konsumsi. Sektor infrastruktur dan digitalisasi menurut Benny memiliki prospek pertumbuhan yang stabil. Ini saat yang tepat bagi investor untuk memanfaatkan momentum reformasi ekonomi domestik.
Simak juga Video: Kerja Sama Global Nvidia Bakal Berlanjut di Bawah Pemerintahan Trump
(fdl/fdl)