Program Lumbung Pangan Genjot Kesejahteraan Petani di Humbang Hasundutan

Program Lumbung Pangan Genjot Kesejahteraan Petani di Humbang Hasundutan

Jihaan Khoirunnisaa - detikFinance
Sabtu, 14 Des 2024 16:06 WIB
Program Lumbung Pangan
Foto: Kantor Komunikasi Kepresidenan
Jakarta -

Pembangunan lumbung pangan memupuk harapan baru di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara (Sumut). Program ini dinilai meningkatkan kesejahteraan bagi setidaknya 368 petani yang berada di tiga desa, yakni Hutajulu, Ria-ria, dan Parsingguran 1.

Membentang di atas lahan yang telah dilakukan land clearing seluas 435,08 hektare (ha), lumbung pangan ini menjadi bukti nyata bahwa masyarakat lokal mampu turut serta dalam menciptakan ekosistem pertanian yang produktif dan berkelanjutan.

Skema pengerjaan lumbung pangan ini beragam, mulai dari lahan untuk keperluan riset, lahan yang bekerjasama dengan swasta, hingga lahan swadaya milik masyarakat. Semuanya memberdayakan masyarakat setempat. Ini merupakan sebuah upaya untuk memberi kesempatan bagi masyarakat tanpa perlu mencari pekerjaan di luar wilayahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu kisah inspiratif datang dari John Les Lumbuun (42), seorang petani Desa Ria Ria yang telah menggarap lahannya sejak 2020, kali pertama program lumbung pangan dimulai di Humbang Hasundutan.

ADVERTISEMENT

Fokus utama pertanian John Les Lumbuun yaitu budidaya kentang granola serta melakukan rotasi tanaman lainnya. Saat ini, John berhasil melakukan pertanian mandiri dengan harga jual kentang granola yang kompetitif, mencapai Rp 8.000 per kilogram, lebih tinggi dari harga kentang industri.

Kehadiran program lumbung pangan disebutnya mendatangkan manfaat ekonomi bagi petani swadaya. Hasil yang didapat tidak hanya sekadar dapat bertahan hidup dan mencukupi kebutuhan keluarga, di sisi lain juga mampu membiayai kegiatan pertanian mandirinya.

Apa yang dilakukan John yaitu merotasi tanaman dengan menanam seperti jagung, kubis, dan kentang tidak hanya untuk menjaga kualitas tanah, tetapi juga meningkatkan produktivitas lahan secara berkelanjutan.

Sementara itu, petani lainnya Laos Marune Rumabutar mengungkapkan program lumbung pangan lebih dari sekadar proyek pertanian.

"Ini adalah harapan kami. Kami ingin ini terus maju, agar kami tak lagi ke sana-ke sini cari pekerjaan, biar di sini saja, enak," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/12/2024).

Di sisi lain, juru bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Dedek Prayudi menegaskan keberadaan lumbung pangan menjadi kunci mencapai ketahanan pangan. Lebih lanjut dia mengungkapkan alasan lumbung pangan menjadi penting dan strategis saat ini.

Pertama, adanya faktor bahwa Indonesia mengalami defisit lahan pertanian setidaknya mencapai 40.000 ha tiap tahunnya. Kedua, pertambahan jumlah penduduk Indonesia per tahun kurang lebih 3 juta penduduk.

Ketiga, ketidakstabilan geopolitik di mana supply bahan pangan masih bergantung dengan impor, sementara India, salah satu negara pengekspor beras untuk Indonesia telah melarang/membatasi ekspor beras dan beberapa komoditas lain. Hal ini tentu akan berdampak ke inflasi dalam negeri, sehingga Indonesia butuh kemandirian pangan.

Adanya lumbung pangan di Sumatera Utara ini juga telah meningkatkan pendapatan para petani menjadi lebih baik. Meningkatnya pendapatan yang menjadi tanda membaiknya penghidupan masyarakat, telah menumbuhkan harapan untuk kesejahteraan yang lebih baik.

Kehidupan yang lebih baik mulai terlihat dan keberlangsungan hidup petani lokal dapat terjamin. Keberadaan lumbung pangan Humbang Hasundutan dapat menjadi jalan tidak hanya untuk mewujudkan ketahanan pangan, namun juga menjadi tumpuan harapan untuk peningkatan kesejahteraan petani lokal.

(anl/ega)

Hide Ads