Founder & Chairman CT Corp, Chairul Tanjung menilai APBN 2025 bukan faktor utama pertumbuhan ekonomi. Namun, menurut pria yang akrab disapa CT ini, APBN menjadi sinyal bagi dunia usaha dalam memandang ke mana arah pembangunan pada era pemerintahan Presiden Prabowo .
"Apabila sinyalnya salah, maka impactnya, reaksinya juga salah. Sinyalnya benar, reaksinya juga benar. Ini terkait juga tadi dengan konsumsi domestik dan investasi. Karena kita tahu investasi dari pemerintah kecil. Yang besar adalah dari dunia usaha, apakah swasta, BUMN, maupun dari foreign investors. Nah, ini sebenarnya menjadi keyword daripada yang terjadi," ujar CT acara Outlook Ekonomi DPR dipersembahkan oleh Komisi XI DPR RI bersama detikcom dan didukung oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Pertamina (Persero), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Jakarta, Rabu (5/2/2025).
Di sisi lain, CT menyoroti APBN 2025 tidak ada perubahan, padahal kondisi saat ini banyak perubahan
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan banyaknya perubahan itu sebenarnya, CT sebenarnya berharap adanya bahwa APBN Perubahan dilakukan seperti pada pemerintah sebelum-sebelumnya. Hal ini guna menyelaraskan program yang ada.
"Tapi kali ini tidak dilakukan APBN Perubahan. Nah, kalau tidak dilakukan, ini menjadi hal yang dilematis. Diskresi kementerian keuangan menjadi sangat besar. Nah, apalagi sekarang keluar Inpres 1 tahun 2025 ini membuat pasar ini menjadi gamang terhadap sinyal yang diberikan," katanya.
Oleh karena itu dengan APBN 2025 dan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 yang berisi tentang efisiensi belanja negara dalam pelaksanaan APBN dan APBD Tahun 2025, ia meminta pemerintah dan DPR untuk melakukan sosialiasi terkait adanya perubahan anggaran kepada pasar.
"Saya berharap juga pemerintah dan DPR lebih aktif untuk memberikan sosialisasi tentang perubahan-perubahan ini. Karena kalau tidak pasar bingung itu, mau dibawa kemana kita. Tadi saya katakan, APBN itu kecil untuk driving pertumbuhan, tapi dia memberikan sinyal," kata CT.
(hns/hns)