Tanda-tanda Ini Bikin Pengusaha Pede RI Masih Menarik buat Investor

Tanda-tanda Ini Bikin Pengusaha Pede RI Masih Menarik buat Investor

Amanda Christabel - detikFinance
Rabu, 12 Feb 2025 15:13 WIB
Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi dan Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Arsjad Rasjid menerima naskah dukungan dari Ganjar Bersama Driver Online saat deklarasi dukungan di Sekretariat TPD Ganjar-Mahfud DKI Jakarta, Sabtu (20/1/2024).
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Indonesia dinilai masih menarik bagi investor. Hal ini disampaikan oleh Ketua Dewan Pertimbangan Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid. Arsjad bilang, Indonesia masih menarik buat investor salah satunya karena punya demografi termasuk yang termuda di dunia.

"Ini kalau dibilang investasi, ini ada di Indonesia. Jadi, tidak bisa juga orang (investor) tidak melihat Indonesia. Untuk memastikan mereka masuk, pertama, adalah mengenai keamanan. Makanya keamanan di Indonesia, kita aman, politiknya stabil, lalu ada kepastian hukum dari segi governance," terang Arsjad saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (12/2/2025).

Arsjad menyampaikan, jika ingin mencapai pertumbuhan ekonomi 8%, maka kisaran investasi yang idealnya masih ke Tanah Air untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yaitu senilai US$ 30-40 miliar, atau sekitar Rp 654 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada tujuh fokus. Satu, mengenai pembangunan infrastruktur karena harus continue. Malah, supaya lebih banyak peran swasta investasi di infrastruktur. Bicara infrastruktur, ini dari sisi hard atau soft infrastructure," paparnya menambahkan.

Yang kedua, menurut Arsjad, yaitu investasi dari sektor energi. Hal ini bisa menjadi daya tarik dan mendorong dari transisi energi, maupun kondisi ketahanan energi buat Tanah Air.

ADVERTISEMENT

"Bicara makanan, itu juga penting. Ini juga bisa menuai economic growth. Karena, mau di mana pun, kita mempunyai 280 juta manusia. Ini investasi yang menarik. Lalu, mengenai UMKM, ini juga menjadi kunci bagaimana mengajak UMKM masuk ke dalam ekosistem, jangan dilupakan. Supaya multiplier effects-nya juga terjadi," bebernya.

Selain itu, dari sektor industri melalui hilirisasi. Arsjad bilang, Indonesia perlu memperkuat sektor manufaktur dalam industrialisasi. Hilirisasi bisa dilakukan dari potensi yang dimiliki oleh Indonesia.

"Misalnya, kita punya nikel. Makanya, sekarang ini, kalau kita bisa (olah) jadi aluminium, dan lain-lain, ini juga akan jadi added value bagi Indonesia. Dari sisi makanan, pangan, itu juga bisa melakukan hilirisasi," ucapnya.

"Lalu, juga bicara mengenai kesehatan. Ini juga menjadi kunci. Selain untuk kesehatan kita, tetapi industri kesehatan juga masih banyak diperlukan. Kita masih perlu banyak rumah sakit, kita masih perlu banyak klinik, kita masih perlu banyak alat kesehatan, obat-obatan, dan lain-lain. Ini juga menjadi attractiveness," tutup Arsjad.

Tonton juga Video: Pemerintah Targetkan Himpun Investasi Rp 13.032 Triliun dalam 5 Tahun

(eds/eds)