Utusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi Hashim S Djojohadikusumo mengakui, dirinya telah membantu mempermudah jalan raksasa otomotif asal Jepang, Toyota, untuk berinvestasi di Indonesia. Adapun besaran nilai investasinya disebut-sebut hampir menyentuh US$ 2 miliar atau setara Rp 32,6 triliun (kurs Rp 16.300).
Hashim mengatakan, Toyota berjanji akan berinvestasi Rp 32,6 triliun apabila ia mau membantu mereka untuk mempermudah persyaratan-persyaratan yang sebelumnya menghambat. Hal ini salah satunya terkait bea masuk.
"Saya bertanya, 'Pak perusahaan Jepang itu dikenakan bea masuk 11%, China dikenalkan 0%', tapi susah jawab. 0% itu kan electric vehicle (EV). Di seluruh dunia EV dapat subsidi, bukan hanya Indonesia, semua lebih mendahului kita," kata Hashim, dalam acara Economic Outlook 2025 di Westin Hotel Jakarta, Rabu (26/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, langkah pembebasan bea masuk untuk impor produk EV wajar dilakukan. Namun dalam hal ini, Jepang tidak bermain di produksi EV, melainkan lebih kepada mobil hybrid atau hidrogen.
Toyota juga punya rencana untuk masuk ke Thailand. Apabila Thailand memberikan kemudahan lebih banyak, hingga Toyota berhasil masuk, dikhawatirkan akan berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) dari para pekerja Toyota di Indonesia.
Di Toyota sendiri, Hashim menerangkan, setidaknya ada 300.000 keluarga yang bergantung. Lalu ada sekitar 150.000 pekerja yang mendapat gaji langsung.
"Kalau begitu mereka nanti dari 300 ribu orang kan bisa berkurang.
Bisa berkurang, nanti PHK di Indonesia. Maka saya termotivasi, Pak, untuk bantu. Dan Alhamdulillah pemerintah mendengar saya dan bisa dikurangi," ujarnya.
Namun demikian, ia menegaskan bahwa dirinya sama sekali tidak menerima gratifikasi dalam upaya lobi-melobi Toyota ke Presiden prabowo Subianto.
"Saya tidak dapat, demi Allah, demi Kristus, saya tidak dapat apa-apa dari Toyota. Tapi motivasi saya adalah untuk yang 300 ribu keluarga. Itu 1,8 juta sampai 2 juta jiwa Indonesia tergantung mereka. Betul nggak? Dan mereka bilang, mereka ekspor ke 80 negara, termasuk Meksiko," kata dia.
"Mereka bilang, ya masih sedikit. Kenapa? Karena tidak ada free trade agreement (FTA). Jadi saya akan bantu, saya bilang saya akan bantu untuk menciptakan free trade agreement dengan Meksiko," sambungnya.
Hasim menjelaskan, alasannya menceritakan kisah ini lantaran menurutnya masih banyak investor yang perlu dibantu untuk bisa merealisasikan investasinya di Indonesia. Toyota sendiri juga berjanji akan menjadikan Indonesia sebagai Global Hub for The Global South.
"Indonesia jadi manufacturing base untuk Toyota, untuk seluruh dunia, yang termasuk yang 80 negara. Luar biasa. So, kita bantu untuk berikan kemudahan-kemudahan yang wajar. So saya bisa bantu karena saya punya kedekatan, kan? Akhirnya, setelah 20 tahun oposisi, bisa menciptakan cita-cita orang tua kami. Saya optimis, FDI is going to come," ujar Hashim.
(shc/kil)