Presiden Prancis Emmanuel Macron akan berkunjung ke Indonesia pada akhir Mei 2025. Ia dijadwalkan bertemu Presiden Prabowo Subianto dan menghadiri sejumlah agenda strategis yang mencerminkan komitmen kedua negara dalam memperkuat kerja sama bilateral.
Hal ini terungkap dalam pertemuan Menteri Ekonomi, Keuangan dan Kedaulatan Industri dan Digital Prancis, Eric Lombard dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada Rabu (5/3) di Prancis. Ia memuji peran Indonesia yang dinilai sangat penting sebagai ekonomi terbesar di kawasan ASEAN.
"Indonesia negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN. Stabilitas dan pertumbuhan ekonomi ASEAN sangat penting bagi Prancis," kata Lombard dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (7/3/2025).
Kunjungan Presiden Prancis ke Indonesia pada Mei 2025 juga dikonfirmasi dalam rilis resmi Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Jika terlaksana, ini akan menjadi kunjungan kenegaraan pertama seorang Presiden Prancis ke Indonesia sejak deklarasi bersama kemitraan strategis kedua negara pada 2011 saat Perdana Menteri Francois Fillon dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertemu di Jakarta.
Kembali ke Lombard, Airlangga mengharapkan percepatan penyelesaian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EUCEPA) yang telah berlangsung dalam 19 putaran selama 9 tahun.
"Penyelesaian I-EUCEPA adalah momentum yang tepat saat dunia menghadapi ketidakpastian karena kebijakan luar negeri Presiden AS Trump. Indonesia terbuka untuk berdialog dan berkeinginan agar Indonesia dan Uni Eropa dapat menemukan jalan tengah yang mengakomodasi kepentingan bersama," tegas Airlangga.
Penyelesaian perundingan I-EUCEPA diyakini dapat menjadi langkah penting untuk memperkuat perdagangan dan investasi antar kawasan. Lombard pun menyambut baik permintaan Airlangga, di mana Prancis disebut akan terus berdialog seraya menyiapkan konsesi keuangan untuk investasi proyek-proyek melalui CEPA.
Dalam kesempatan ini, Airlangga juga mengharapkan dukungan Prancis pada proses aksesi Indonesia di OECD serta pengembangan industri dan investasi Prancis di Indonesia. Hal ini guna merealisasikan target pertumbuhan ekonomi Indonesia 8% secara bertahap dan keinginan untuk menjadi negara maju.
Salah satu investasi yang dianggap penting adalah Eramet Group yang berkolaborasi dengan RRT di Maluku Utara. Eramet Group saat ini sedang memperluas keterlibatannya dalam rantai nilai Baterai EV berbasis nikel dengan mengoptimalkan potensi sumber daya di Weda Bay, Halmahera Tengah.
Airlangga juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Prancis atas dukungan terhadap penundaan implementasi European Union Deforestation-free Regulation (EUDR) menjadi akhir tahun 2025.
"Pemerintah selalu proaktif melakukan dialog bilateral terkait pelaksanaan EUDR ini dengan pihak Uni Eropa. Dialog tersebut dapat menjadi ruang bagi Indonesia untuk dapat menyelaraskan kepentingan nasional dan interest pihak Uni Eropa," imbuhnya.
Lihat juga video: Momen Prabowo Temui Presiden Prancis di Istana Elysee
(acd/acd)