Luhut Ramal Ekspor Perikanan-Tekstil ke AS Bakal Melempem Imbas Tarif Trump

Luhut Ramal Ekspor Perikanan-Tekstil ke AS Bakal Melempem Imbas Tarif Trump

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Selasa, 08 Apr 2025 17:34 WIB
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan
Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET
Jakarta -

Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan dampak dari pengenaan tarif resiprokal oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Indonesia sebesar 32% bersifat terbatas. Sebab Indonesia tidak banyak melakukan ekspor ke Negeri Paman Sam.

"Kami melihat bahwa porsi ekspor Indonesia terhadap PDB relatif rendah sekitar 23,8% dan porsi ekspor ke Amerika juga hanya 10% dari total ekspor Indonesia," kata Luhut dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia, disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (8/3/2025).

Alih-alih mengalami tekanan secara langsung, Luhut menilai perekonomian RI hanya akan lebih banyak terimbas perang dagang yang ditimbulkan dari kebijakan tarif resiprokal Trump tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu ia mengakui sejumlah sektor usaha, khususnya yang banyak mengekspor produk ke pasar Amerika akan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Padahal sejumlah sektor ini merupakan sektor padat karya yang menyerap banyak sekali tenaga kerja dalam negeri.

"Meskipun secara agregrat dampaknya terbatas, tetapi terdapat sektor-sektor yang mengalami penurunan ekspor dan output cukup besar seperti perikanan. Perikanan perlu kita perhatikan karena ini menyangkut banyak, ratusan ribu buruh," terang Luhut.

ADVERTISEMENT

Selain perikanan, menurutnya sektor-sektor lain yang paling terdampak tarif resiprokal Trump ini adalah pertanian, tekstil, produk kayu dan furniture serta sejumlah produk ekspor utama Indonesia lain di pasar AS.

"Pertanian, lainnya seperti tekstil, produk makanan, elektronik, peralatan listrik, produk kayu dan furniture, karet, dan juga produk plastik," jelas Luhut.

Guna mengatasi permasalahan ini, Luhut mengatakan pemerintah Indonesia tidak akan mengenakan tarif balasan terhadap AS. Karena hal ini dinilai dapat memicu perang dagang antar kedua negara dan malah akan memperburuk kondisi.

"Nah kita tidak ingin melakukan retaliasi karena kami lihat gaya daripada Presiden Trump dia ingin bilateral, agak kurang berkenan untuk melakukan multilateral," ucapnya.

Menurutnya pemerintah akan melakukan dialog baik secara formal ataupun informal dengan AS. Selain itu, Luhut mengatakan saat ini pemerintah juga sudah menyiapkan proposal negosiasi terkait pengenaan tarif resiprokal Trump terhadap RI sebesar 32%.

Di mana dalam waktu dekat delegasi yang terdiri dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, dan juga dari DEN akan segera bertemu dengan beberapa pejabat AS untuk membicarakan proposal ini.

"Proposal ini adalah proposal konkret yang dapat diimplementasikan dan menjawab keinginan permasalahan yang disampaikan oleh Amerika Serikat, terutama dengan United States Trade Representative (USTR). Kita dengan USTR sudah banyak berbicara dan saya pikir kelihatan sudah mulai bentuknya," tegas Luhut.

Simak juga Video: Trump Sebut Kebijakan Tarif Bagaikan 'Obat' untuk Ekonomi

(igo/fdl)

Hide Ads